Lihat ke Halaman Asli

Mengenang Skandal Crashgate di Singapura 2008

Diperbarui: 19 September 2016   23:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nelson Piquet Jr. (foto Formula Passion)

Setiap memasuki akhir pekan lomba GP Singapura, kita pasti akan selalu teringat kejadian yang terjadi di GP Singapura 2008. Saat itu Fernando Alonso yang masih membela tim Renault berhasil memenangi lomba secara “brilian”, start dari urutan belasan ia mampu naik dan memimpin lomba berkat strategi pit dan terbantu juga oleh “kecelakaan” yang dialami rekan setimnya Nelson Piquet Jr. yang menyebabkan safety car keluar kandang dan membantu Alonso naik posisi dengan lawan-lawannya yang masuk pit saat mobil pengaman itu memimpin balapan.

Sebelum lomba ini kemudian berubah menjadi kontroversi, Piquet Jr. berujar bahwa kecelakaan yang ia alami saat lomba merupakan kesalahan dari dirinya sendiri, selesai. Tidak ada lagi kecurigaan mengenai hal tersebut setidaknya sampai satu tahun kedepannya saat Piquet mendadak dipecat oleh tim Renault pad 3 Agustus 2009. Tidak puas atas pemecatan dirinya, Piquet lantas memberikan sebuah pengakuan bahwa kecelakaan di Singapura 2008 merupakan sebuah taktik tim agar bisa menolong Alonso untuk meraih hasil maksimal.

Menurut penuturan Piquet Jr. dirinuya sudah diberitahu beberapa hari sebelum lomba oleh Pat Symonds dan Flavio Briatore. Symonds menjadi orang pertama yang mengusulkan trik kecelakaan ini setelah ia berjalan-jalan mengelilingi trek. Ia lantas menemukan bahwa titik yang aman untuk dipakai lokasi kecelakaan adalah di T17 karena disana ditemukan bahwa areanya cukup sempit dan tidak ada crane alias penderek, dua hal yang mana jika terjadi sebuah insiden akan memanggil safety car keluar kandang.

Sebelum menunjukan peta sirkuit yang sudah ditandai kepada Piquet Jr, Symonds juga berdiskusi dengan Flavio Briatore. Kedua orang petinggi tim ini cukup frustrasi dengan hasil tidak maksimal yang diraih Renault selama musim 2008. Baik Symonds maupun Briatore tidak memberitahukan rencana ini kepada Alonso sebagai pembalap utama karena khawatir Alonso kemungkinan tidak setuju dengan strategi aneh tersebut. Setelah keduanya sepakat menjalankan trik “brilian” ini barulah Symonds bicara pelan-pelan kepada Piquet Jr, minta keikhlasannya untuk membantu “mengsukseskan” strategi tim. Symonds sudah punya rencana pitstop brilian untuk Alonso di awal lomba tetapi hal itu tidak akan berjalan jika Piquet Jr. tidak mau membuat insiden di T17. Briatore lantas mencoba memaksa Piquet Jr. yang terlihat bimbang agar mau menjalankan strategi ini dengan iming-iming kontrak baru untuk musim 2009. Saat itu Piquet memang belum pasti masa depannya di tim.

Hari lomba tiba, sesuai perhitungan Pat Symonds, Fernando Alonso memulai lomba dengan bensin sedikit dengan tujuan agar memudahkan Alonso menyalip lawan-lawannya. Alonso lantas masuk pit di lap 12 dan di lap 15 Piquet mengalami “kecelakaan” di T17 yang menurut pengakuannya dilakukan dengan menekan gas dalam-dalam saat keluar dari tikungan. Safety car lantas keluar dari kandangnya dan membuat barisan lomba rapat. Sesuai peraturan, saat safety car baru pertama masuk ke trek, mobil-mobil dilarang masuk pit. Saat itu hanya Nico Rosberg, Robert Kubica dan Rubens Barrichello yang tetap memaksakan masuk pit dan siap dengan risiko penalti. Satu lap sesudah safety car berada di trek pitlane kemudian dibuka dan mayoritas pembalap masuk pit, termasuk Felipe Massa yang pada akhirnya harus menelan pil pahit karena ia mengalami kendala di pit dengan selang yang masih menempel di mobil saat ia akan cabut. Hal ini kemudian membuat Massa terlempar kebelakang dan membuat peluang juara dunianya menjadi sedikit kacau.

Usai Piquet Jr. kembali ke pitlane, Briatore lantas “mengucapkan terima kasih” kepada Piquet Jr. Berkat strategi masuk pit diawal dan dibantu oleh kehadiran safety car, Alonso yang tadinya berada di posisi belasan naik ke posisi atas dan akhirnya ia memenangi lomba.

Efek dari kejadian ini dan setelah melihat pengakuan serta kesaksian dari Nelson Piquet Jr, Flavio Briatore dan Pat Symonds akhirnya FIA menjatuhkan hukuman larangan tampil seumur hidup di seluruh ajang balap yang berafiliasi dengan FIA bagi Briatore dan Symonds walaupun di kemudian hari hukuman itu berhasil dikurangi usai Briatore dan Symonds naik banding di Pengadilan Tinggi Perancis yang membuat mereka berdua hanya dihukum sampai akhir tahun 2012.

Bagi Piquet Jr, kejujurannya mengungkap strategi licik tim Renault di Singapura 2009 harus dibayar mahal. Tidak ada lagi tim F1 yang berminat kepadanya. Tim Toyota melalui John Howett menyatakan bahwa ia maupun manajemen Toyota tidak berminat memakai jasa Piquet Jr. sekalipun misalnya penampilannya memuaskan. Prinsipal Red Bull Racing Christian Horner juga berujar bahwa setelah pengakuan akan kasus Crashgate, manajemen Red Bull tidak tertarik untuk merekrut Piquet Jr. apapun posisinya dalam tim jika ada. Usai keluar dari F1, Piquet lantas membalap di ajang NASCAR dan Formula E. Dalam ajang Formula E musim 2014-2015, Piquet Jr. berhasil menjadi juara musim.

Bagi tim Renault, kejadian Crashgate di Singapura 2008 yang terungkap setahun sesudahnya langsung menghancurkan kondisi intern tim. Beberapa sponsor salah satunya ING memutuskan kontrak sepihak sebelum musim 2010 berakhir. Renault lantas tidak memiliki sponsor utama untuk musim 2010 sebelum kemudian saham tim diambil alih oleh Genii Capital yang kemudian berhasil membawa Group Lotus untuk jadi sponsor di musim 2011 sebelum mengganti nama penuh tim menjadi Lotus pada 2012. Renault baru kembali lagi sebagai tim penuh di akhir 2015 saat mereka membeli kembali saham tim dari Genii Capital.

Untuk Pat Symonds ia lantas kembali ke F1 pada 2011 walaupun masa hukumannya belum selesai sebagai konsultan teknis untuk tim Virgin/Manor. Sedangkan Flavio Briatore, melalui kedekatannya dengan Bernie Ecclestone masih bisa hadir di beberapa lomba F1 sebagai tamu VVIP dan meskipun hukumannya sudah kelar di akhir tahun 2012, Briatore menyatakan dirinya belum akan kembali masuk sebagai petinggi di tim F1. Briatore sendiri masih punya hubungan manajemen pembalap dengan Fernando Alonso yang saat ini (per 2016) membalap di McLaren.

Hebohnya kasus Crashgate ini atau yang kata media Amerika disebut sebagai Singapore Sling turut menginspirasi tim balap NASCAR Michael Waltrip Racing untuk melakukan hal yang mirip di lomba Federated Auto Parts 400 2013 saat Clint Bowyer dengan sukarela sengaja memelintirkan mobilnya demi membantu Martin Truex Jr. lolos ke Chase for the Sprint Cup. Kasus ini kemudian dijuluki sebagai Skandal Spingate.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline