Lihat ke Halaman Asli

Yanuarius 15

Mahasiswa Universitas Airlangga

Pengembangan Rfeleks Neuro-Sensomotorik Sinkronisasi: Dasar Ilmiah dan Aplikasinya

Diperbarui: 11 Desember 2024   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar(https://media.istockphoto.com/id/1322675945/id/foto/wanita-berlatih-gerakan-somatik-di-studio-kesehatannya-kesadaran-melalui-gerakan-

Perkembangan refleks neuro-sensomotorik merupakan dasar yang penting dalam proses pembentukan fungsi motorik dan sensorik manusia. Refleks ini berperan signifikan dalam perkembangan otak, koordinasi tubuh, dan kemampuan adaptasi seseorang terhadap lingkungannya. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam bagaimana refleks neuro-sensomotorik berkembang, bagaimana sinkronisasi antar sistem tubuh dapat dioptimalkan, serta manfaat terapeutiknya yang telah dibuktikan melalui berbagai penelitian ilmiah.

Refleks Neuro-Sensomotorik: Definisi dan Peran

Refleks neuro-sensomotorik merujuk pada respon otomatis yang melibatkan sistem saraf pusat dan perifer dalam menanggapi rangsangan sensorik tertentu. Refleks ini, seperti refleks moro, refleks menggenggam (grasp reflex), dan refleks tonik leher, muncul sejak lahir dan merupakan tanda penting dari kesehatan neurologis bayi. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Child Neurology (2020), refleks-refleks ini tidak hanya memastikan kelangsungan hidup bayi, tetapi juga memberikan dasar untuk keterampilan motorik dan sensorik yang lebih kompleks.

Sinkronisasi Neuro-Sensomotorik: Pentingnya Harmoni Antar Sistem

Sinkronisasi neuro-sensomotorik adalah proses di mana sistem saraf, otot, dan indera bekerja secara harmonis untuk mendukung gerakan yang efisien dan respons yang adaptif terhadap lingkungan. Ketika sinkronisasi ini terganggu, seperti pada gangguan perkembangan atau kondisi neurologis tertentu, seseorang mungkin mengalami kesulitan dalam koordinasi gerak, keseimbangan, atau bahkan kemampuan belajar.

Sebuah studi dalam Frontiers in Neurology (2021) menunjukkan bahwa terapi berbasis sinkronisasi, seperti terapi gerak ritmis dan stimulasi sensorik terintegrasi, dapat meningkatkan konektivitas saraf dan kemampuan motorik pada anak-anak dengan gangguan perkembangan, seperti autisme dan ADHD. Hasil studi ini menegaskan pentingnya pendekatan holistik dalam mendukung perkembangan neuro-sensomotorik.

Manfaat Terapi Berbasis Refleks dan Sinkronisasi

  1. Meningkatkan Fungsi Kognitif dan MotorikPenelitian oleh Goddard Blythe (2019) mengungkapkan bahwa integrasi refleks primitif melalui latihan fisik terstruktur dapat meningkatkan kemampuan belajar, perhatian, dan koordinasi motorik pada anak-anak usia sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa terapi ini relevan bagi individu dengan kesulitan belajar atau gangguan sensorik-motorik.

  2. Mendukung Pemulihan NeurologisPada pasien pasca-stroke, terapi yang melibatkan sinkronisasi neuro-sensomotorik dapat membantu memulihkan kemampuan motorik. Sebuah publikasi di Neurorehabilitation and Neural Repair (2018) menunjukkan bahwa kombinasi latihan fisik dan stimulasi sensorik mempercepat pemulihan koneksi saraf dan meningkatkan fungsi motorik.

  3. Mengurangi Stres dan KecemasanTerapi berbasis refleks juga telah terbukti bermanfaat untuk mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional. Dalam penelitian yang dipublikasikan di Psychology Research and Behavior Management (2020), terapi stimulasi sensorik membantu menurunkan tingkat hormon stres kortisol, yang secara tidak langsung meningkatkan kemampuan regulasi emosi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline