Lihat ke Halaman Asli

Fenomena Alam yang Bukan Haknya

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejarah kelam bangsa Indonesia telah dijajah 3,5 abad lamanya oleh bangsa Eropa. Ironis sekali sejarah Indonesia yang tercatat sebagai suatu Kerajaan Besar di dunia dapat dijajah oleh bangsa asing. Eksistensi negara Indonesia tidak terpisahkan dengan keberadaan Kerajaan yang berdaulat cukup lama dari abad ke abad dan telah menjadi suatu identitas mutlak, seperti : Kerajaan Mulawarman, Kerajaan Purnawarman, Kerajaan Medang Kamulan, Kerajaan Sailendera, Kerajaan Singosari, Kerajaan Kediri, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Mataram. Dan lain-lain merupakan fakta sejarah , bahwa bangsa Indonesia adalah suatu Kerajaan yang besar. Tetapi ketika bangsa asing masuk ke Indonesia, perlahan-lahan identitas sebagai Kerajaan yang Besar dan Kuat musnah. Kemudian muncullah suatu pemerintahan Republik yang dipimpin oleh rakyat yang terpilih melalui demokratis.

Tetapi pada kenyataannya sudah hampir 68 tahun pemerintahan yang berdasarkan system Republik, mengalami pasang-surut dan gejolak perftikaian yang tiada padam hingga kini. System demokrasi ini mewajibkan setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk menjadi presiden. Memang dalam pemerintahan yang berdasar pada system kerajaan maupun Republik selalu ada pertikaian. Tetapi pada suatu system kerajaan pertikaian hanya terjadi pada internal kerajaan itu sendiri, dan tidak berdampak langsung kepada rakyat.

Sedangkan system yang berdasarkan Republik juga selalu ada pertikaian tetapi dampaknya baik secaralangsung maupun secara tidak langsung berdampak kepada rakyat, bukan internal saja. System pemerintahan republic ini telah dipergunakan oleh banyak Negara. Tetapi system pemerintahan Kerajaan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan system pemerintahan republic.

Dari kejadian demi kejadian maka dapat disimpulkan, bila dikaji dalam kurun waktu 68 tahun, bangsa Indonesia mesti kembali pada suatu system Kerajaan, sebab system ini telah berhasil melahirkan suatu Negara Adidaya Superpower , seperti Era Kerajaan : diantaranya Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit dan Mataram.

Kerajaan – kerajaan ini yang telah memberikan warisan yang tidak ternilai harganya, seperti : Bangunan Candi Borobudur sebagai bukti sejarah Kerajaan bangsa Indonesia yang patut dibanggakan dan terbesar di dunia, nilai-nilai budaya seni tradisional yang tidak terhitung banyaknya. Semuanya ini kita kembalikan pada diri kita sendiri yang masih mempunyai suatu gejolak nafsu yang tidak terkendali , seperti : haus kedudukan, tahta , mahkota dan sebagainya. Inilah kehancuran bangsa Indonesia.

Dari kenyataan inilah Siapapun pemimpinnya selama masih memakai system Republik akan terjadi pertikaian yang berdampak langsung pada rakyat. Dan Negara selalu mengalami gejolak politik yang langsung berdampak pada rakyat.

Oleh sebab itu kita sangat membutuhkan seorang pemimpin yang mempunyai Kharismatik, cerdas, berani, dan berasal dari darah biru. Tanpa pemimpin seperti ini Negara Indonesia akan mengalami gejolak politik yang sadis dan kejam yang selalu memakan korban rakyat yang tidak berdosa, baik dari segi moril maupun material.

Pemimpin berdarah biru bukan berarti keturunan ningrat dari sebuah Kerajaan, tetapi yang dimaksud adalah manusia yang terpilih oleh Tuhan Raja di Raja yang mempunyai Kerajaan Maha Besar. Semua makhluk yang ada di bumi dan di langit wajib tunduk pada hukum Tuhan.

Pemimpin yang terpilih ini mempunyai cirri-ciri : setiap tindakan dan perbuatannya, berucap bertindak, berbuat dan bersikap selalu berada dalam hukum Tuhan. Ciri-ciri seperti ini tidak bisa direkayasa atau dipelajari. Tetapi memang sudah mempunyai darah biru ( fitrah ) yang tidak bisa diciptakan oleh manusia.

Ciri-ciri lain adalah walaupun dia berada di tengah-tengah kekacauan, dia selalu berada dalam KebesaranNya, dia tidak pernah memaksa, dia tidak pernah mempengaruhi, ditolak ataupun dihina dia selalu berada dalam KebesaranNya, dan keberadaannya mau tidak mau semua makhluk yang ada di bumi dan di langit akan mengakuinya dan menerimanya, sifat dan tindakannya universal, tidak membeda-bedakan.

Yang menjadi pertanyaan siapakah pemimpin yang mempunyai kriteria seperti ini ?

Apakah Beliau ? Jenderal PBB kawasan Asia Tenggara Adityo BM Hanafi? Atau masih ada lagi?

Mari kita simak Jenderal PBB kawasan Asia Tenggara ini,yaitu :

http://id.berita.yahoo.com/jenderal-adityo-hanafi-deklarasikan-diri-jadi-capres-2014-055552790.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline