Lihat ke Halaman Asli

Fifi Hadiyanto

Konsultan dan ibu 3 anak yg bahagia

Jatuh Cinta atau Tidak, Itu Pilihanmu

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ada saat-saat dalam hidup ketika kita ragu-ragu untuk melakukan sesuatu, bahkan ketika kita begitu yakin tentang hal itu. Tapi ada juga saat-saat kita tidak yakin apa yang harus dilakukan, tetapi tetap melakukan hal-hal tertentu karena kita memang harus melakukannya.

Situasi dilematis seperti ini terjadi dari waktu ke waktu; mulai dari memilih apa yang dimakan saat sarapan, pakaian apa yang akan kita kenakan saat presentasi penting di depan klien, bagaimana menempatkan orang-orang ke tingkat tertentu dalam manajemen kantor, sampai apakah kita harus melanjutkan hubungan asmara kita atau mengakhirinya dengan baik-baik.

Hubungan asmara antara dua manusia sebenarnya mirip dengan manusia itu sendiri. Seperti halnya manusia, hubungan yang baik perlu diberi asupan yang baik, dipelihara, disentuh, dan ia juga membutuhkan perhatian, kasih sayang, dan terutama, ia perlu waktu untuk tumbuh dan berkembang.

Bagaimana kita bisa mengatakan kita mencintai sesuatu, kecuali kita belajar tentang hal ini dan memelihara minat yang cukup besar atas hal itu.  Kita harus membiasakan diri atas hal itu, sampai waktu tertentu kita merasa kita memiliki kebutuhan yang cukup besar atas hal itu. Hingga tanpa kita sadari, kita merasa perlu untuk hidup dengan hal itu, untuk memilikinya, untuk membuatnya menjadi bagian dari hidup kita sehari-hari.

Lalu, dengan begitu saja, dari hanya menjadi bagian bagian kecil dari waktu kita, cinta tumbuh dan berkembang menjadi bagian utama dari hidup kita.

Hubungan antar manusia tidak pernah menjadi persoalan sederhana, tapi soal cinta bahkan lebih rumit lagi! Masalahnya adalah, kita cinta untuk  jatuh cinta dan kita juga cinta untuk dicintai karena cinta adalah salah satu kebutuhan dasar manusia.

Sebuah kisah cinta yang indah tidak selalu berakhir bahagia.  Kisah cinta paling terkenal dan terindah justru memiliki akhir yang sangat menyedihkan dan tragis, yaitu cinta antara Juliet muda dengan Romeonya yang tampan.

Meskipun demikian, cerita tersebut tidak menyurutkan minat orang-orang untuk membuat kisah cinta versi mereka sendiri. Kita berusaha dalam urusan cinta, berharap bahwa mudah-mudahan nasib kita jauh lebih beruntung dibandingkan Romeo dan Juliet.

Seperti halnya setiap pencapaian yang baik, cinta memiliki banyak sisi. Beberapa orang cukup beruntung untuk mencintai dan dicintai. Orang-orang yang lain lagi harus rela menerima cinta mereka kandas, lenyap tak berbekas, tak tersentuh oleh orang yang mereka harap balasan cintanya. Banyak orang harus menanggung dan melewati banyak hal rumit sebelum akhirnya menemukan cinta sejati mereka. Tapi ada juga orang-orang yang hanya perlu membuka mata untuk melihat cinta berdiri tepat di hadapan mereka.

Sangat sedikit orang yang diberkati dengan cinta pada pandangan pertama. Aku sendiri dulu termasuk yang tidak percaya dongeng ini, hingga suatu saat aku tahu bahwa salah seorang temanku - yang sekarang telah menikah selama lebih dari 18 (ya delapan belas) tahun - mengatakan bahwa dia tahu bahwa dia telah jatuh cinta pada istrinya sejak pertama kali ia memandangnya dulu. Jika Anda berpikir itu tidak cukup romantis , bagaimana dengan ini, bahwa sampai detik ini ia masih terus jatuh cinta dengan istrinya.

Bisa jadi kita tidak seberuntung temanku dan istrinya itu, tapi, apakah akan menjadi lebih baik atau lebih buruk, melalui rasa sakit dan kesalahan, saat sehat dan kaya, dalam bahagia dan sedih, atas alasan apapun, jangan pernah berhenti mengejar cinta. Tetaplah jatuh cinta....

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline