Lihat ke Halaman Asli

Hidup di Tanah Rantau

Diperbarui: 3 Desember 2024   00:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di bawah langit asing aku berdiri,
Jejak langkah tertinggal di tanah sendiri.
Rindu kampung bergema di hati,
Namun mimpi besar tak boleh mati.

Hembusan angin membawa cerita,
Tentang perjuangan dan nestapa.
Aku datang membawa asa,
Meski sunyi sering menggoda.

Tanah ini bukan tempatku lahir,
Tapi di sini kuukir takdir.
Menyulam harap di tengah deras,
Melawan takut, meski terbatas.

Kawan baru datang menyapa,
Bahasa berbeda, rasa yang sama.
Kehangatan hadir meski sementara,
Menambah semangat yang kian membara.

Bulan di atas seperti di rumah,
Mengingatkanku pada pelukan ramah.
Namun ini jalan yang kupilih,
Meski harus jauh, meski harus gigih.

Hidup rantau, hidup penuh warna,
Tertawa, menangis, semua bercahaya.
Dalam kesendirian kutemukan makna,
Bahwa kuat adalah nama kedua.

Saat pulang, kelak aku bawa,
Cerita perjuangan di tanah orang sana.
Bukan hanya mimpi yang kuraih di rantau,
Tapi diri yang lebih tahu apa itu hidup yang berharga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline