Lihat ke Halaman Asli

P. Adi

Pecinta teh dan kopi yang selalu mencari kesempatan untuk menjadikan hidupnya berkat bagi orang lain.

Berkolaborasi dengan Tuhan

Diperbarui: 3 Oktober 2024   08:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi diambil dari https://media.istockphoto.com/id/1262894954/vector/religion-christianity-business-support-success-concept.jpg

Bacaan Firman Tuhan:
2 Raja-raja 6:1-7

Pada suatu hari berkatalah rombongan nabi kepada Elisa: ”Cobalah lihat, tempat tinggal kami di dekatmu ini adalah terlalu sesak bagi kami. Baiklah kami pergi ke sungai Yordan dan masing-masing mengambil satu balok dari sana, supaya kami membuat tempat tinggal untuk kami.” Jawab Elisa: ”Pergilah!”
2 Raja-raja 6:1‭-‬2 TB

Rombongan nabi ini memiliki inisiatif untuk melakukan sesuatu untuk menjadi lebih baik, lebih nyaman, inisiatif untuk lebih maju. Inisiatif para nabi ini terdengar baik, tetapi usulan yang baik ini tetap dibawa kepada Tuhan melalui nabi Elisa. Dan Tuhan merestui inisiatif mereka.

Lalu berkatalah seorang: ”Silakan, ikutlah dengan hamba-hambamu ini.” Jawabnya: ”Baik aku akan ikut.” Maka ikutlah ia dengan mereka. Setelah mereka sampai di sungai Yordan, mereka pun menebang pohon-pohon.
2 Raja-raja 6:3‭-‬4 TB

Para nabi memilih hal yang benar! Setelah mendapatkan restu Tuhan melalui nabi Elisa, mereka mulai bergerak. Hal benar yang dilakukan oleh para nabi adalah mereka melibatkan Tuhan dalam pekerjaan mereka. Mereka mengajak nabi Elisa untuk ikut bersama mereka.

Dan terjadilah, ketika seorang sedang menumbangkan sebatang pohon, jatuhlah mata kapaknya ke dalam air. Lalu berteriak-teriaklah ia: ”Wahai tuanku! Itu barang pinjaman!”
2 Raja-raja 6:5 TB

Dalam perjalanan proses menuju kondisi lebih baik, selalu ada tantangan yang perlu dihadapi. Para nabi ini mengalami kesulitan, mata kapak pinjaman yang mereka miliki jatuh kedalam air dan tenggelam. Alkitab tidak mencatat secara detail tentang lokasi jatuhnya mata kapak ini. Tapi jika kita pelajari sungai Yordan panjangnya 251 kilometer mengalir dari utara ke selatan melalui Danau Galilea. Dengan panjang 251 kilometer tentu lebar dan kedalaman nya juga menyesuaikan. Saya berkeyakinan bahwa mata kapak itu tidak jatuh dipinggir sungai, karena nabi itu menunjukkan kepanikan dan ketidak berdayaan untuk mengambil kembali. Dalam situasi yang tidak berdaya ini, nabi itu berseru kepada pribadi yang tepat dan bisa diandalkan. Nabi ini berseru kepada Tuhan!

Tetapi berkatalah abdi Allah: ”Ke mana jatuhnya?” Lalu orang itu menunjukkan tempat itu kepadanya. Kemudian Elisa memotong sepotong kayu, lalu dilemparkannya ke sana, maka timbullah mata kapak itu dibuatnya. Lalu katanya: ”Ambillah.” Orang itu mengulurkan tangannya dan mengambilnya.
2 Raja-raja 6:6‭-‬7 TB

Nabi Elisa sebagai representasi Tuhan pada masa itu merespon dengan kepedulian terhadap kesulitan yang dihadapi. Tuhan mengajak kerjasama nabi yang kehilangan mata kapak itu untuk melaksanakan mukjizat nya.
Mukjizat Tuhan dinyatakan melalui kalimat "Kemudian Elisa memotong sepotong kayu, lalu dilemparkannya ke sana, maka timbullah mata kapak itu dibuatnya." Tetapi Tuhan mau bekerja sama dengan nabi itu dalam membuat mukjizat nya menjadi utuh terlaksana, Hal ini terlihat dari:
1. Pertanyaan "Ke mana jatuhnya?” Lalu orang itu menunjukkan tempat itu kepadanya.
Tuhan pasti tahu dimana mata kapak ini jatuh. Tanpa bertanyapun Tuhan melalui nabi Elisa bisa mengangkat mata kapak itu. Tetapi Alkitab mencatat bahwa Nabi Elisa bertanya, Tuhan mau ada keterlibatan kita dalam mengerjakan mukjizat Nya.
2. katanya: ”Ambillah.” Orang itu mengulurkan tangannya dan mengambilnya.
Saat ini mata kapak sudah timbul mengapung, tetapi belum belum kembali ke tangan nabi yang kehilangan mata kapak itu. Sebenarnya tidak sulit bagi Tuhan membawa mata kapak itu kembali ke tangan nabi itu. Tetapi Tuhan mau bekerja bersama dengan kita untuk membuat mukjizat Nya menjadi utuh. Ada upaya yang nabi itu harus lakukan agar mata kapak itu kembali ke tangannya.

Pelajaran dari kisah mata kapak terapung ini adalah:
1. Berinisiatiflah dalam mengiring Tuhan! Tuhan menghargai itu.
2. Bertanya kepada Tuhan dan libatkan Tuhan dalam segala upaya yang kita lakukan.
3. Berseru kepada Tuhan saat kita harus menghadapi kesulitan.
4. Jangan tinggal diam! Tetapi bekerjalah bersama dengan Tuhan untuk mengalami mukjizat Nya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline