Lihat ke Halaman Asli

Prayonne Adi

Pecinta teh dan kopi yang selalu mencari kesempatan untuk menjadikan hidupnya berkat bagi orang lain.

Life Begins at Forty?

Diperbarui: 27 September 2024   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi wanita dewasa. (Sumber: Freepik/Cookie Studio via kompas.com)

Saat itu beberapa hari menjelang hari jadi saya, istri saya kerap kali bertanya kepada saya, ujarnya "mau hadiah apa untuk tahun ini?" Dengan ringan dan diiringi tawa saya menjawab, "tidak tahu." Surprise is always the best gift, isn't it.. Hahahahah..

Beberapa saat setelah itu, saya berkesempatan untuk short getaway dengan mengikuti agenda business trip istri saya ke pulau Bali. 

Perjalanan kali ini sedikit berbeda, karena pikiran saya tidak hanya diisi dengan holiday mood, tetapi ada sebuah pemikiran (atau pertanyaan tepatnya) yang menggelitik dalam hati saya.

Orang berkata bahwa, Life Begins at Forty seperti sebuah buku yang ditulis oleh Walter B. Pitkin. But for me, hidupku dimulai pada tahun 1998, saat saya menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadiku. 

Yohanes 10:10, Yesus berkata, "Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." 

Kehadiran Yesus dalam hidup saya membuat saya memiliki hidup yang bermakna, memiliki tujuan, penuh sukacita, dan bersifat kekal di dalam Dia. Sebuah hidup yang berkelimpahan yang telah saya miliki dalam Kristus.

Hari ini saya adalah ayah dari dua orang gadis yang mencintai Tuhan Yesus. Mereka tumbuh menjadi gadis yang bisa melihat rencana Tuhan dalam kehidupan mereka kedepan. 

Yang seorang bercita-cita mendedikasikan hidupnya untuk menolong orang pada fase tersulit dalam kehidupannya dengan menjadi seorang perawat. 

Dan adik kecilnya bercita-cita membawa keceriaan bagi orang lain dengan merancang outfit paling keren untuk mereka. Tuhan Yesus, saya berdoa, tolong dan mampukan saya menjadi ayah yang baik bagi dua putriku serta mendampingi mereka menggapai cita-cita mereka seturut rencana Tuhan. 

Saya juga adalah suami dari seorang istri yang telah mendedikasikan hidupnya di dunia edukasi. Sudah puluhan tahun istri saya membantu anak muda menemukan program serta universitas yang mendekatkan mereka pada cita-cita mereka melalui pendidikan tinggi yang mereka tempuh. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline