Lihat ke Halaman Asli

Serial India yang Gak Ada Habisnya

Diperbarui: 27 Oktober 2016   00:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Siang hari seorang wanita paruh baya berlari terburu-buru masuk ke dalam rumah, entah sepertinya ada hal penting yang ingin dilakukanya di dalam rumah. Setibanya dirumah wanita tersebut lalu duduk cantik didepan televisi sambil memegang sebilah pisau mengiris bawang merah, beberapa sayur mayur dan kawan-kawanya untuk dimasak. Sambil memasak wanita tersebut tampak serius memperhatikan film yang disetelnya tadi. Dan sesekali ia pun berteriak dan gregetan saat melihat film tersebut. Sontak Ia pun berteriak, “Ih bodoh banget sih itu Tapki kenapa lama banget datengnya, coba lebih cepet pasti ketemu Bihan, ujar wanita tersebut yang sedang menonton salah satu serial drama yang sedang populer dikalangan ibu-ibu.

Yups benar sekali itu film Tapki salah satu serial drama yang lagi populer dan menjadi perbincangan ibu-ibu ketika berkumpul. Gak cuma itu saja sih serial drama india lain pun juga banyak yang seperti Tapki, sebut saja ada Anandi, Uttaran, Gophie, Lonceng Cinta, Mohabbatein, lalu ada Ranveer dan Ishani, Astha dan Aslok di SCTV dan masih banyak lainya distasiun TV lain yang mungkin tidak diketahui penulis. Entah kenapa film drama serial India ini makin banyak dan bahkan durasi jamnya ditambah.

Mungkin salah satu alasan penambahan durasi serial ini adalah setelah kesuksesan ANTV menayangkan Mahabrata tahun 2014 dan Uttaran tahun 2015 dua program ini sering masuk dalam Top 3 Program semua stasiun TV. Hal ini mungkin menginspirasi Programming ANTV untuk menambahkan durasi tayang dan menambah beberapa judul serial India di beberapa slot yang memilki potensi pemirsa yang tinggi.

Tercatat program ini tayang dari pukul 11.00 - 22.00 atau 11 jam. Kalo dihitung ke dalam persen dalam satu hari para penonton sebenarnya dicekokin oleh serial India sebesar 45, 83% hampir separuh dari total 24 jam. Bayangkan saja 11 jam dan itu setiap hari. Siang hari di jam 11.00 - 13.00 ada serial Anandi, kemudian disusul jam 13.00 – 14.30 serial Tapki, disusul setelahnya 14.30 - 17.00 serial Gopie, kemudian 17.00 - 19.30 Lonceng Cinta , 19.30 – 20.30 Asoka, dan terakhir dipukul 20.30-22.00 serial Mohabbatein. Sungguh bukan main ya ANTV ini, sepertinya mau menjadi tv serial drama India nomor satu indonesia.

Kemudian mulailah bermunculan serial drama asing lainya yang memenuhi beberapa stasiun tv. Serial drama Turki, kemudian serial drama Korea, serial drama Jepang, dan serial drama Thailand. Trend ini seolah-olah ini mnimbulkan pertanyaan apakah memang orang-orang Indonesia itu suka dengan program bergenre series drama?

Latah Serial India dan Asing

Sebagai Stasiun TV yang pertama kali menayangkan serial India di Indonesia ANTV telah membuat beberapa stasiun televisi lainnya "latah" ikut-ikutan menayangkan serial India. Serial India ini bahkan masuk Top 3 rating program dari seluruh stasiun TV. Efek lainya juga adalah banyak mulailah banyak bermunculan serial-serial Asing lainya. Semisal tengok saja di SCTV yang pernah menanyangkan serial Turki Elif yang sempat populer juga masyarakat dan beberapa bulan terakhir ada pula RCTI yang menayangkan serial drama korea “Descendant of The Sun” atau sering dikenal dengan DOTS serial drama yang populer di korea di tahun 2015.

Kemudian untuk lebih mendekatkan ke penontonya para stasiun TV berlomba-lomba mendatangkan para pemain film serial tersebut ke Indonesia dan membuat semacam program khusus atau reality show. Contoh seperti Program Panah Asmara Arjuna di ANTV 2014 (Shaheer Sheikh),  temu bintang Elif di SCTV, dan terakhir pernah di lakukan RCTI temu bintang DOTS Song Joong Ki yang berperan sebagai Kapten Yoo Shi Jin dan dokter Kang Mo Yeon yang diperankan oleh Song Hye Kyo.

Menurut penulis sendiri sebenarnya, tidak ada masalah dengan penayangan serial India atau asing lainya. Namun hanya saja porsi dalam penayanganya yang seharusnya lebih diperhatikan kembali. Pemirsa kita tidak hanya membutuhkan hiburan semata namun juga informasi dan inspirasi.

Disisi lain banyak dari serial tersebut menggambarkan kondisi-kondisi yang berbeda dari kebanyakan masyarakat kita yakni, tinggal dirumah atau apartemen besar, memiliki mobil bagus, konflik pertengkaran, perselingkuhan, perjodohan, Harta, Wanita, tahta dan lain sebagainya. Tayangan-tayangan seperti ini menurut penulis dikhawatirkan bisa memicu perubahan pola pikir dan persepsi yang kurang baik para pemirsa di kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline