Lihat ke Halaman Asli

Prayitno Ramelan

TERVERIFIKASI

Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Ini Alasan Kenapa Jokowi Perlu Waspadai Situasi Terkini

Diperbarui: 23 November 2023   15:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN via KOMPAS.com

Menjelang Pilpres 14 Februari 2024, rasanya situasi dan kondisi (sikon) politik tidak baik-baik saja. Bermunculan rasa tidak puas yang terus mengalir dengan kebijakan presiden Jokowi menyangkut sikap politik. Presiden yang masih digandrungi sebagian rakyatnya terus diserang dengan tuduhan politik dinasti.

Semula berawal dari persaingan politik, Pak Jokowi split dari kandang Banteng, diangkatnya Gibran menjadi cawapresnya Prabowo, serta keputusan MK tentang batas umur yang dituduh ada conflict of interest ketua MK, Anwar Usman, pamannya Gibran. 

Perkembangan terakhir, setelah elit PDIP marah kepada klan Jokowi kini muncul gerakan awal mahasiswa (sumber di sini).

Dalam menilai kondisi politik dan keamanan (polkam), dari komponen sejarah intelstrat, pemerintah sebaiknya mengukur stabilitas politik bila konflik horizontal mulai mengarah (diarahkan) ke konflik vertikal. Jatuhnya kepemimpinan di Indonesia di era Presiden Soekarno, era pak Harto, era Gus Dur sebaiknya menjadi studi kasus analis intelijen on hand beliau. 

Melihat kasus masa lalu contoh kekisruhan di Suriah, diawali dari tindakan keras kepada pemrotes oleh militer yang berlanjut menjadi perpecahan. Perang saudara Suriah adalah sebuah konflik bersenjata berbagai pihak dengan intervensi internasional.

Kerusuhan tumbuh sejak Arab Spring (protes kebangkitan dunia Arab) tahun 2011 dan meningkat ke konflik bersenjata setelah kekerasan atas protes kepada Pemerintah Presiden Bashar al-Assad yang menekan pengunduran dirinya.

Perang melibatkan pasukan diktator Bashar al-Assad, tentara pembebasan Suriah, Pasukan Demokratik Suriah, Mujahidin (termasuk Front al-Nusra), dan kelompok teroris ISIS.

Para pihak menerima dukungan besar dari aktor asing (proksi) yang dilancarkan oleh negara-negara besar regional dan dunia. Banyak unjuk rasa ditanggapi keras oleh pihak berwajib, serta milisi dan pengunjuk rasa pro-pemerintah.

Slogan pengunjuk rasa di dunia Arab yaitu Ash-sha`b yurid isqat an-nizam ("Rakyat ingin menumbangkan rezim ini"). Walau Bashar al-Assad, tetap kuat, tetapi negaranya porak poranda. 

Sikon Polkam Dalam Negeri 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline