Tanggal 11 September 2023 adalah tepatnya peringatan 22 tahun aksi teror spektakuler 9/11 yang dilakukan 19 orang dari kelompok pelaku bunuh diri dengan membajak empat pesawat AS.
Teror yang dilakukan pada tanggal 11 September 2001, dikenal sebagai peristiwa 9/11, dimana pembajak menabrakkan dan mampu meruntuhkan menara kembar World Trade Center di New York yang merupakan simbol keperkasaan ekonomi AS, selain itu juga Pentagon sebagai Markas Pertahanan AS ikut diserang.
Warga dan pemerintah AS menangis dan marah, dengsn jatuhnya korban 2.749 nyawa. Maka dimulailah operasi kontra teror untuk mengejar siapa dibalik itu semua. FBI dan militer AS meyakini bahwa ini adalah ulah Osama bin Laden sebagai pimpinan Al Qaeda yang berada di Afganistan.
Tiga hari setelah serangan tersebut, CIA melakukan Operasi intelijen dengan sandi 'Jawbreaker'.
Tim khusus ini dipimpin oleh Wakil Direktur CIA, Gary Schroen sebagai ketua tim dengan wakil Phil Reilly.Team kecil (9 orang) bertugas menyiapkan kedatangan pasukan khusus AS untuk mencari Osama dan menduduki Kabul yang dikuasai Taliban.
Operasi Jawbreaker tidak berhasil menangkap Osama bin Laden yang melarikan diri ke Pakistan (tewas ditembak Navy Seal pada 2011), tapi sukses mendukung militer AS yang mampu mengalahkan Taliban (yang menguasai 3/4 wilayah Afganistan), sementara saat itu Aliansi Utara yang pro AS (menguasai 1/4 wilayah).
Setelah 20 tahun berkuasa di Afganistan, Presiden Joe Biden akhirnya menarik pasukan AS dari Afganistan dan hingga kini Taliban kembali berkuasa.
Terorisme dan intelijen
Dalam mengikuti pembacaan aksi teror maupun kontra teror, hanya bisa dilakukan dengan disiplin ilmu intelijen, karena disitulah teror sebagai sebuah mazhab ideologis bermukim merupakan bagian (sarana) dari fungsi intelijen penggalangan (conditioning).
Ayman al-Zawahiri pengganti Osama bin-Laden sebelum tewas mengatakan Amerika bukanlah "kekuatan mistis " dan bahwa para mujahidin, pejuang suci Islam itu di tanahnya sendiri bisa mengalahkannya dengan serangan.