TV One merupakan stasiun TV dimana penulis pernah menjadi narasumber pertama di media elektronik, sejak diundang pak Karni Ilyas pada tahun 2014.
Penulis kemudian selalu diundang sejak kasus MH370, terorisme ISIS, Al Qaeda, pembunuhan Kim Jong Nam, kasus-kasus bom bunuh diri di Indonesia, juga kasus politik terkait keamanan. Sebagai host yang cukup lama adalah Mas Aryo yang terus jadi teman baik hingga kini.
Penulis kemudian dikenal di media elektronik sebagai pengamat intelijen, dimana selain di TV One juga diundang sebagai narsum di Metro TV, Kompas TV, MNC TV, Berita Satu, iNet, JakTV, CNN Indonesia dan lain-lainnya.
Nah, Minggu (30/10) malam, penulis nonton talk show politik di TV ONE tentang bisik-bisik capres-cawapres tahun 2024.
Sebagai host, Putri Violla terlihat makin matang, luwes, relax, dan smart.
Sementara sebagai narsum ada Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno dan Hendri Budi Satrio (Hensat) seorang dosen dan pakar komunikasi politik pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI.
Penulis coba mengaitkan analisis kedua surveyor ini dengan analisis intelijen perkembangan politik yang berlaku:
Spekulatif Politik
Gencarnya berita koalisi, capres, cawapres saat ini lebih disebut sebagai spekulatif.
Secara teori, kini ada tiga sosok potensial yang bisa menjadi calon presiden (capres) di Pilpres 2024 yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.