Mantan Perdana Menteri Shinzo Abe yang berusia 67 tahun meninggal dunia pada Jumat (8/7) setelah ditembak saat berkampanye untuk pemilihan parlemen, seperti diberitakan lembaga penyiaran publik NHK.
Pelaku yang menjadi tersangka, Tetsuya Yamagami, ditangkap di lokasi penembakan. Dia seorang pria berusia 41 tahun yang merupakan warga kota di kawasan Barat itu menembak Abe dari belakang dengan senjata buatan sendiri (semacam shot gun) saat berpidato dalam kampanye pemilihan parlemen di wilayah bagian barat dari kota Nara.
Insiden penembakan terhadap Abe merupakan pembunuhan pertama terhadap seorang pejabat atau mantan Perdana Menteri Jepang sejak zaman militerisme sebelum perang di tahun 1930-an.
Berbicara sebelum pengumuman meninggalnya Shinzo Abe, Perdana Menteri Fumio Kishida sangat mengutuk penembakan itu.
Abe merupakan pemimpin Jepang dengan masa jabatan terlama setelah menjabat dari 2006 hingga 2007 dan kemudian dari 2012 sampai 2020. Ia kemudian mengundurkan diri karena menderita penyakit usus kronis.
Pelaku penembakan,Tetsuya Yamagami diketahui memiliki latar belakang akademis yang luas, dia disebutkan merupakan Profesor di dua Universitas Jepang.
Tetsuyama juga memiliki spesialisasi dalam terapi fisik untuk pasien demensia. Pelaku juga tercatan sebagai mantan anggota Pasukan Bela Diri Jepang.
Badan Polisi Nasional Jepang (NPA) yang kemudian menggerebek rumah pelaku penembakan berhasil menemukan sebuah bom rakitan, bahan peledak dan senjata rakitan multi laras.
Motif belum terungkap, dan belum resmi diumumkan, NHK memberitakan, Pria tersebut mengatakan kepada polisi bahwa dia tidak puas dengan Abe dan ingin membunuhnya.
Ada informasi lain yang perlu di dalami, menyebutkan dia ikut salah satu sekte yang dilarang di Jepang, di mana pemimpin sektenya ditangkap pada era pemerintahan Shinzo Abe.