Lihat ke Halaman Asli

Prayitno Ramelan

TERVERIFIKASI

Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Urusan Kusut Minyak Goreng dan Intelijen Bertawaf

Diperbarui: 18 Maret 2022   14:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi minyak goreng. (Foto: KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO)

Banyak yang heran dengan kelangkaan minyak goreng. Ada apa ini? Kita mulai jelas setelah Menteri Perdagangan menjelaskan adanya ulah mafia. Pernah juga terjadi kasus kelangkaan seperti bawang putih dan gula. 

Masalah tersebut sepertinya sederhana, tetapi persoalannya menyangkut intelijen strategis komponen ekonomi. 

Kelangkaan komoditas itu mengganggu kehidupan rakyat, dan lebih jauh akan menjatuhkan citra pemerintah. Nah, apa kaitannya dengan intelijen bertawaf?

Pada tahun 2009, buku Pray pertama berjudul Intelijen Bertawaf yang membahas kasus terorisme diterbitkan oleh PT. Grasindo dan menjadi koleksi di Perpustakaan UI, perpustakaan Nasional, dan juga Australian National Library.

Pray pernah menjelaskan pemahaman tentang intelijen bertawaf pada artikel di website pribadi yaitu hubungan antara tawaf dan Intelijen.

Kenapa intelijen harus bertawaf? Kita tahu bahwa tawaf adalah bagian dari rangkaian ibadah Haji/Umrah dari umat muslim di Masjidil Haram, yaitu kegiatan wajib mengitari Kabah. 

Tawaf adalah kodrat Ilahi, di mana tidak hanya muslim saja, alam semestapun pada dasarnya juga bertawaf. Bulan bergerak mengelilingi bumi, bumi mengelilingi matahari. Matahari sebagai bagian salah satu Bimasakti mengelilingi induknya. Bimasakti juga bergerak.

Jadi hakikat tawaf adalah "gerak." Yang patut diingat, gerak dalam hakikat tawaf adalah gerakan yang teratur dan terstruktur. Baik itu gerakan yang sudah menjadi ketentuan Tuhan, seperti gerakan jagat raya tadi. 

Di sisi lain ada pula katagori gerakan, di mana Tuhan memberi manusia keleluasaan untuk menentukan polanya. Konsekuensi logisnya, ya harus ditanggung sendiri oleh si manusia itu.

Dalam kegiatan intelijen, jaringan atau "indra" merupakan salah satu elemen strategis yang harus terkoordinasi hingga menghasilkan manfaat yang optimal, di mana pola-polanya harus juga bertawaf. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline