Beberapa waktu menjelang pergantian Panglima TNI, muncul informasi akan adanya reshuffle Kabinet yang merupakan hak prerogatif presiden. Salah satu yang akan diganti dikabarkan adalah Kepala BIN, bahkan ada artikel yang sudah menyebut nama-mama beberapa calon.
Sebagai pengamat intelijen, penulis mencoba menganalisis masalah khusus ini, melihat ada nama yang disebut belum pernah bersentuhan dengan intelijen dalam berbagai pengertian intelijen sebagai sebuah profesi khusus.
Intelijen bisa berarti sebagai organisasi, produk, ilmu pengetahuan dan fungsi. Sebagai organisasi, intelijen bertugas melaksanakan fungsi penyelidikan, pengamanan dan penggalangan, dimana organisasi tersebut berada.
Organisasi Badan Intelijen Negara(BIN), adalah lembaga pemerintah nonkementerian Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang intelijen.
Prinsip dasar intelijen adalah single client, di mana end user dari BIN adalah Presiden RI. Saat ini Kepala BIN dijabat oleh Jenderal POL (Purn) Budi Gunawan (Alumnus Akpol 1983) sejak 9 September 2016 (sudah menjabat selama lima tahun).
Petunjuk Intelijen
Sebagai mata, telinga dan hidung presiden, maka BIN terus dalam 24 jam setiap hari tidak terputus bekerja secara teratur dan terstruktur. Melakukan pulbaket, penyelidikan, pengamanan dan penggalangan demi kepentingan nasional Indonesia.
Organisasi intelijen bekerja senyap tetapi mampu mengatasi kerawanan dan memberikan petunjuk intelijen kepada presiden untuk pengambilan keputusan.
Intelijen tersebut adalah informasi-informasi yang telah diolah, dikonfirmasikan menjadi bahan keterangan (produk) bernama intelijen.
Selain intelijen taktis, presiden selalu di-update informasi intelijen strategis yang terdiri dari sembilan komponen intelstrat yang berkaitan dengan kondisi geopolitik, geostrategi dan geoekonomi kawasan dan dunia dihadapkan dengan kepentingan nasional Indonesia.