Pemilu dan pilpres 2024 relatif masih cukup lama, tetapi geliat politik sebagai pemanasan menuju siapa yang mau menjadi presiden mulai muncul dan menjadi topik bahasan. Sesuatu yang wajar karena persiapan nyapres harus dimulai dari dukungan parpol.
Ini sesuatu yang perlu disadari Presiden Jokowi dengan istilah "lame duck" (bebek lumpuh), dengan pengertian seorang pimpinan nasional pada periode keduanya, suaranya umumnya efektif didengar hanya tiga tahun oleh insan politik, selanjutnya dalam dua tahun terakhir politisi lebih sibuk mempersiapkan baik pemilu legislatif maupun pemilu presiden dan wakil presiden.
Memang, walau tidak 100 persen hasil sebuah survei betul dan bisa dijadikan dasar karena sangat banyak faktor yang memengaruhi, tetapi alat ukur di politik hanyalah hasil elektabilitas dari lembaga survei. Bisa survei yang sifatnya independen maupun yang berbayar.
Walau baru satu lembaga survei yang memunculkan elektabilitas baik parpol atau capres secara menarik perhatian, tapi penulis mencoba membaca inti dari survei Indikator Politik terbaru pada minggu ketiga bulan Maret ini.
Survei Partai Politik
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei Indikator Politik Indonesia yang berlangsung daring, Minggu (21/3) menyampaikan hasil surveinya tentang partai politik.
Hasilnya adalah; Partai Gerindra memperoleh 16 persen, PDIP 14,2 persen, Golkar 5,7 persen, PKS 5,7 persen, Demokrat 5,3 persen, NasDem 2,8 persen, PKB 2,7 persen, dan PAN 1,2 persen.
Sementara sembilan parpol lain persentasenya di bawah 1 persen, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 0,9 persen, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 0,8 persen, Beringin Karya (Berkarya) 0,7 persen, Perindo 0,6 persen, Hanura 0,3 persen, Partai Bulan Bintang (PBB) 0,2 persen, Garuda 0,1 persen, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) 0,1 persen, serta Gelora 0 persen.
Survei Calon Presiden
Indikator Politik Indonesia juga merilis temuan survei nasional suara anak muda terkait isu-isu sosial, politik dan bangsa, salah satunya terkait pilihan presiden jika pemilu dilakukan saat ini.
Metode survei yang digunakan simple random sampling sebanyak 206.983 responden yang terdistribusi secara acak di seluruh nusantara dan pernah diwawancarai secara tatap muka langsung dalam rentang 2 tahun terakhir.