Lihat ke Halaman Asli

Prayitno Ramelan

TERVERIFIKASI

Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Menghadapi Aksi Teror ISIS, Intelijen Kecolongan?

Diperbarui: 23 Januari 2016   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Suasana kawasan Thamrin setelah bom meledak (foto : terasbintang)"]

[/caption]

Aksi teror pada awal tahun 2016 di jantung ibukota Jakarta, yang terjadi pada hari Kamis (14/1/2016) terasa mengejutkan baik di masyarakat, aparat keamanan hingga presiden. Dari serangan yang menggunakan bom jenis low eksplosive, serta pistol kaliber 9 mm, tercatat 8 nyawa melayang serta sekitar 33 orang terluka. Polisi merilis bahwa dari korban tewas empat diantaranya adalah para pelaku.

Dalam pengejaran selanjutnya, Densus 88 berhasil menangkap 18 orang. Enam orang terlibat langsung dengan bom Thamrin. Mereka ditangkap di beberapa lokasi. Ditegaskannya, "Enam orang terkait kasus bom Thamrin," kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Jumat (22/1/2016). Menurut Badrodin mereka dibina Bahrun Naim (propagandis) dari Suriah, dalam bentuk sel-sel kecil dan tidak saling kenal, dengan strategi bila satu terbongkar sel akan terputus. Pengirim dana adalah Bahrumsyah (sayap militer) dan Abu Jandal (petinggi ISIS).

Presiden Jokowi saat kejadian menyatakan turut berduka atas jatuhnya korban dari peristiwa ini, mengecam tindakan yang mengganggu keamanan masyarakat, mengganggu ketenangan rakyat dan menimbulkan teror ke masyarakat, memerintahkan Kapolri, Menko Polhukam untuk mengejar dan menangkap, baik yang di peristiwa maupun yang ada di jaringan. Negara, bangsa dan rakyat tidak boleh takut, tidak boleh kalah oleh aksi teror seperti ini. Presiden setelah kejadian mengharap masyarakat tetap tenang karena semua terkendali.

Pada hari Kamis (21/1/2016) Presiden Jokowi membuka rapat terbatas mengenai revisi UU Anti Teror di kantor presiden. Dikatakan oleh Presiden, "Saya perintahkan Panglima TNI, Kapolri, BIN, BNPT memperkuat sinergi. Terutama di antara lembaga intelijen. Jangan ada egosentrisme," tegasnya. Juga ditekankan agar komunikasi dengan intelijen lebih ditingkatkan guna mencegah aksi terorisme.

[caption caption="Presiden Jokowi memimpin Rapat Terbatas setelah terjadinya serangan teror bom di Jalan Thamrin (Foto : suarasurabaya)"]

 

[/caption]

"Semua harus fokus pada pelemahan kekuatan teroris, dari ideologi, kepemimpinan, jejaring, organisasi," kata presiden. Diinstruksikan juga agar Kemenkumham, Kementerian Agama serta BNPT fokus pada program deradikalisasi. Kemenkominfo agar menutup akun serta situs yang menyebarkan radikalisme.

Apabila dibandingkan, teror di Thamrin dapat dikatakan lebih kecil dari aksi teror sel ISIS yang terjadi di Paris hari Jumat, 13 November 2015. Dari enam lokasi yang di serang (Stade de France ,Le Petit Cambodge,Rue de la Fontaine au Roi, La Belle Équipe,Boulevard Voltaire and Bataclan), tercatat 129 orang dinyatakan tewas, korban terbanyak di teater Bataclan, 89 orang tewas saat dilakukan penembakan dan pemboman, dimana sedang berlangsung konser band Eagles dari Amerika. Selain itu, diketahui 352 orang korban mengalami luka-luka, 99 orang dalam kondisi kritis.

[caption caption="Suasana setelah serangan teror di salah satu lokasi di Paris, petugas menolong korban yang ditembak (foto : spelli)"]

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline