Indonesia mulai dperhitungkan kembali oleh dunia, utamanya dalam kekuatan Alusista udara terkini yang akan dimiliki dalam waktu dekat, sehingga kekuatan matra udara seperti masa dasawarsa 60-an yang dijuluki Macan Asia akan muncul lagi.
Dinamika tersebut diawali dengan kunjungan Menteri Angkatan Bersenjata Perancis Florence Party ke Jakarta dan mengadakan pertemuan dengan Menhan RI Prabowo Subianto di Kemenhan RI pada awal Februari 2022.
Kedua pihak sepakat bahwa Perancis akan memasok pesawat tempur (pespur) jenis Rafale sebanyak 6 (enam) unit dan direncanakan 36 unit lainnya kemudian.
Diperkirakan gelombang pertama akan tiba di Indonesia awal 2026 mendatang. Sebenarnya, pespur sejenis pernah mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta pada tahun 2015 dan 2023.
Paris International Air Show. Pada kunjungan Menhan RI ke pameran udara dua tahunan Paris International Air Show ke-54 yang dikenal sebagai Le Bourget, pada 19-25 Juni 2023 di utara Perancis, Menhan RI dan Chaiman & CEO Dassault Aviation, Eric Trapper, sepakat menandatangani pengadaan sejumlah pesawat tempur modern jens Rafale sebagai kelanjutan tahapan akuisisi, yakni kontrak pertama yang ditandatangani sejumlah 6 (enam) unit per September 2022 dan kontrak tahap kedua untuk 18 unit yang ditandatangani pada Agustus 2023.
Dalam sambutannya, Eric Trapper menegaskan bahwa langkah tersebut mengkonsolidasikan kemitraan jangka panjang otoritas Indonesia dan apresiasi Perancis terhadap kepercayaan dari Indonesia.
Alasan Memilih Rafale. Indonesia memandang pesawat tempur (pespur) F-16 Fighting Falcon telah mendekati usia udzur dan masih berteknologi Generasi 4, sedangkan pespur F-5 Tiger telah diganti Sukhoi SU-27 dan SU-30.
Upaya pengadaan pespur baru Generasi 4.5 dilakukan dengan rencana pembelian pespur Sukhoi SU-35 buatan Rusia sebagai pelengkap dari pespur SU-27 dan SU-30 yang telah ada.
Namun kesepakatan antara Indonesa dan Rusa tidak pernah terwujud, terlebih Amerika-Serikat di bawah Presiden Donald Trump mengeluarkan kebijakan CAATSA (Countering America's Adversaries Through Sanctions Act) yang melarang pengadaan Alutsista dari Rusia, Cina dan Iran) oleh negara-negara mitra AS selain buatan AS. Sejumlah negara, seperti Turki yang merupakan sekutu AS, telah dikenai kebijakan sepihak AS.
Namun lucunya, India yang memiliki arsenal beragam dari AS, Rusia dan Perancis, tidak terkena embargo kebijakan tersebut. Indonesia sempat ditawari pespur F-16 Viper yang merupakan peningkatan blok dari F-16 lama serta F/A-18 Hornet, namun Indonesa tidak berminat.