Lihat ke Halaman Asli

Ketika Kepemimpinan Panji Gumilang dan Sumber Dana Al-Zaytun Dipertanyakan

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hari ini (11-05-2011) merupakan sejarah baru bagi Al-Zaytun, karena sejak berdirinya dari tahun 1999 sd 2011, sebagai lembaga pendidikan formal, baru kali ini dikunjungi secara official oleh menteri Agama Republik Indonesia. Bapak K.H. Drs, Surya Darma Ali., Msc. kita sebut saja SDA. Terimakasih bapak atas kesediannya hadir ke Ma'had Al-Zaytun. Selanjutnya kita sebut MAZ.


MAZ pernah dihadiri juga oleh Menteri Agama RI waktu itu bapak Prof, Dr, Malik Fadjar., MA. Pada 20 Mei 1999, dalam acara peletakan batu asas gedung asrama Al-Fajar. Bapak Malik Fadjar juga menghadiri MAZ untuk yang kedua kalinya sebagai Menteri Pendidikan Nasional, tanggal 28 Oktober 2001 pada acara pembukaan Pekan Olahraga Seni Pondok Pesantren (POSPENAS). Kemudian dilanjutkan dengan kunjungan Menteri Agama RI bapak Drs, H. Maftukh Basuni yang pada ketika itu menyertai kunjungan official Wakil Presiden RI, Bapak M. Yusuf Kalla pada tanggal 07 januari 2007, dalam acara penringatan dan perayaan tahun baru Islam, Muharram.


Untuk itulah, untuk dan atas nama Yayasan Pesantren Indonesia (YPI), saya, kami segenap pengurus dan exponent yayasan sangat berterimakasih atas perhatian besar bapak Menteri Agama RI terhadap lembaga pendidikan MAZ. Tentu saja, kami sangat yakin bahwa bapak K.H. Surya Darma Ali, selaku Menteri Agama RI, akan dengan ikhlas memberikan penyampaian kepada masyarakat tentang MAZ dengan penyampaian yang se adil adilnya. Sehingga hingar bingar yang dihubungkaitkan dengan Al-Zaytun yang amat sangat meresahkan itu menjadi lebih proporsional.


Saya sangat setuju dengan banyak orang yang menghubungi saya bahwa banyak fihak yang memiliki fasilitas fisik lembaga pendidikan yang lebih hebat dari MAZ, tetapi tak seorang pun dari kita yang mempertanyakan keberadaan lembaga tersebut dengan cecaran pertanyaan yang berkaitan dengan sang pemimpin dan darimana sumber dananya. Sementara MAZ adalah sebuah Institusi Pesantren yang tentu saja berada dibawah naungan kementrian Agama RI dan tentu saja karena ini adalah pesantren dan atau ma'had, maka lembaga ini milik umat Islam. Semestinya, sebagai sesama muslim, kita semua justru tidak saling mencaci, tetapi saling membantu, saling mendukung, dan saling mengingatkan.


Bahwa kemudian kurikulum yang kami ajarkan sejak mulai berdirinya dan diresmikannya MAZ ini, adalah kurikulum nasional yang diberlakukan oleh kementrian pendidikan nasional dan kementrian agama RI. Tentu saja dengan muatan lokal yang bertujuan untuk membentuk santri, pelajar MAZ, yang berilmu, berakhlaq, dan berkarakter, yang pada saat nya mampu menjadi ragi kehidupan dalam berbangsa dan bernegara di masa dan zamannya nanti. Dari sejak berdirinya, Al-Zaytun telah meluluskan putra-putri bangsa sebanyak tujuh angkatan sekira 7000 alumnus  yang sampai saat ini sudah dan terus mengabdikan ilmu pengetahuan yang telah mereka peroleh dari MAZ untuk bangsa dan negara.


Dengan demikian, kami berharap Indonesia tercinta kita ini akan menjadi lebih kuat dan sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline