Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Kupu-kupu Bulan

Diperbarui: 16 September 2020   14:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Kupu-kupu | Photo by Ray Hennessy on Unsplash

Dia adalah Luna,
cahaya bulan yang menyibak tatapan.
Tuturnya semilir angin malam,
membikin bulu roma menari-nari. 

Suatu hari dia merangkai pinta
supaya sayap tumbuh di punggungnya;
menjadi satu dari bidadari kayangan,
untuk melengkapi kesempurnaannya. 

Lalu seseorang berjubah malaikat datang 
menyemai janji untuk kabulkan pinta; 
menjabar retorika penuh ilusi, 
membuat keteguhan lepas dari hati. 

Namun dia tak pernah mendapatkan sayapnya.
Di tubuhnya tertulis banyak luka.
Janji ditukar dengan robek selaput dara,
menganga hingga ke dada.

Di malam terakhir, dia mendatangi takdirnya;
meralat pinta yang pernah dirangkainya.
Dia tak lagi berharap jadi bidadari kayangan.
Dia hanya ingin menjadi kupu-kupu di Bulan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline