Lihat ke Halaman Asli

"Berita Cuaca" Untuk Indonesia

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"Lestari alamku lestari desaku
Dimana Tuhanku menitipkan aku
Nyanyi bocah-bocah di kala purnama
Nyanyikan pujaan untuk nusa

Damai saudaraku suburlah bumiku
Kuingat ibuku dongengkan cerita
Kisah tentang jaya nusantara lama
Tentram kartaraharja di sana

Mengapa tanahku rawan ini
Bukit bukit telanjang berdiri
Pohon dan rumput enggan bersemi kembali
Burung-burung pun malu bernyanyi

Kuingin bukitku hijau kembali
Semenung pun tak sabar menanti
Doa kan kuucapkan hari demi hari
Kapankah hati ini kapan lagi.."

(syair_Gombloh)



Begitulah syair sederhana syarat penuh makna dan menjadi refleksi nyata atas situasi yang kita rasakan di Indonesia kini.
Ketika sekelompok musisi jalanan sudut kota membawakan lagu itu dengan penghayatan yang ikhlas, sontak kegundahan dan hati kita berasa 'nelangsa' sebagai anak ibu pertiwi yang terlahir di negeri yang katanya "Gemah Ripah Loh Jinawi". Sambil menutup muka dan 'mata' dengan erat, kita pun naif akan realita yang ada.

Lestarilah Alamku...!!!
Damailah Indonesiaku...!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline