Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Based Learning (PBL) untuk Pembelajaran Kimia SMA X materi larutan elektrolit dan nonelektrolit menggunakan media Virtual Laboratorium
Dalam upaya peningkatan kualitas sekolah, tenaga kependidikan yang meliputi, tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti, teknis sumber belajar, sangat diharapkan berperan sebagaimana mestinya dan sebagai tenaga kependidikan yang berkualitas.Tenaga pendidik yang berkualitas adalah tenaga pendidik yang sanggup, dan terampil dalam melaksanakan tugasnya.
Namun kenyataan dilapangan berbeda, banyak di sekolah-sekolah ditemukan guru mengajar tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, misalnya mereka mengajar dengan menggunakan metode yang tidak sesuai, media pembelajaran kurang menarik, atau dalam pembelajaran kurang menyenangkan, dan lain sebagainya.
Problem based learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang dipicu oleh permasalahan, yang mendorong siswa untuk belajar dan bekerja kooperatif dalam kelompok untuk mendapatkan solusi, berpikir kritis dan analitis, mampu menetapkan serta menggunakan sumber daya pembelajaran yang sesuai .
Metode PBL / pemecahan masalah adalah suatu cara pembelajaran dengan menghadapkan siswa kepada suatu problem/masalah untuk dipecahkan atau diselesaikan secara konseptual masalah terbuka dalam pembelajaran.
Pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Metode pemecahan masalah (problem solving) juga dikenal dengan metode brainstorming, karena merupakan sebuah metode yang merangsang dan menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa.
Guru disarankan tidak berorientasi pada metode tersebut, akan tetapi guru hanya melihat jalan fikiran yang disampaikan oleh siswa, pendapat siswa, serta memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat mereka, dan sesekali guru tidak boleh tidak menghargai pendapat siswa, sesekalipun pendapat siswa tersebut salah menurut guru.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berlandaskan pengamatan dan penelitian terhadap gejalah alam. Ilmu kimia merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam yang mempelajari komposisi perubahan, struktur materi, serta perubahan energi yang menyertainya, ilmu kimia merupakan bidang studi yang berhubungan dengan sifat-sifat zat, perubahan zat, hukum[1]hukum, prinsip-prinsip yang mengambarkan perubahan zat, konsep-konsep dan teori menafsirkan atau menjelaskan perubahan zat tersebut.
Di SMA Ilmu Kimia disajikan sebagai pelajaran umum bagi siswa kelas X dan XI, dan merupakan program khusus bagi siswa kelas XII. Pembelajaran ilmu kimia di SMA menawarkan tantangan besar pembelajaran, karena cakupan pembelajaran yang luas bersifat abstrak harus diberikan secara benar dan tepat, oleh karena itu pembelajaran memerlukan penanganan khusus karena pelajaran kimia mempunyai krakteristik tersendiri, terutama berkaitan dengan tingkat keabstrakan konsep-konsep kimia (Appulembang, 2009).