Ketika tiba di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Ciganjur Berseri yang berlokasi dalam kawasan Jagakarsa Jakarta Selatan pada pukul 10.00 WIB 27 Agustus 2017 lalu, telah terlihat keseruan lomba permainan tradisional yang dimulai sejak pukul 07.00 WIB.
Dua kelompok sedang saling ber-Hadang di lapangan futsal. Oh ternyata, permainan Hadang ini tak lain adalah permainan galasin alias gobak sodor. Wah keseruan yang lucu dan menghibur, saat ada kelompok yang semuanya berbadan besar ("Goliath") melawan yang semua anggota kelompok berbadan kecil ("Daud"). Ternyata si Goliath sangat kepayahan dan menjadi bulan-bulanan dari kelincahan si Daud.
Di dekat lapangan parkir, dua kelompok sedang akan beraksi melalukan perlombaan Dagongan. Kesan pertama melihat peralatan bambu panjang, kok jadi teringat dengan tradisi bambu gila di wilayah Indonesia Timur. Aturan permainan Dagongan ini merupakan kebalikan dari lomba tarik tambang. Kedua kelompok peserta Dagongan akan berusaha saling mendorong satu bambu, hingga lawannya akan terjengkang ke belakang.
Setelah melihat keseruan Dagongan, kemudian ternyata akan segera dilaksanakan final lomba Terompah Panjang. Dahi sempat berkernyit, permainan apakah ini? Oh ternyata, Terompah Panjang ini adalah nama lain dari permainan bakiak. Kalo nama bakiak pasti sudah sangat familiar ditelinga warga negara Indonesia. Karena apa? Tentu saja telah menjadi salah satu bagian wajib dalam lomba 17-an di wilayah NKRI.
Sementara dua permainan tradisional lainnya yang diperlombakan adalah lari balok dan egrang. Wah lomba lari balok, jujur saja belum pernah dilihat seumur hidup. Baru kali ini melihat kesigapan peserta yang memindahkan keempat balok pada kedua tangan dan kedua kakinya sambil setengah jongkok. Salah seorang koordinator KBA memberitahukan bahwa diperlukan latihan selama satu minggu penuh.
Nah untuk permainan Egrang, pasti juga telah familiar saat lomba 17an di kampungnya masing-masing. Peserta Egrang akan dituntut keseimbangan kaki pada pijakan kedua batang bambu, untuk dapat berjalan cepat tanpa terjatuh.
Yuk lihat akun Instagram @Prattemm, untuk menyaksikan video serunya kelima lomba permainan tradisional dan informasi mengenai sejarah kelima permainan tersebut.
Serunya kelima lomba permainan tradisional ini merupakan bagian dari kegiatan Festival Permainan Tradisional Berseri 2017. Masih dalam suasana perayaan Hari Anak Nasional 23 Juli dan Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus, ratusan anak dari 13 wilayah Kampung Berseri Astra (KBA) se-Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi (Jadetabek) berkesempatan turut memeriahkan festival tersebut. Festival Permainan Tradisional Berseri 2017, juga serentak dilakukan di beberapa KBA lainnya seperti KBA Tanon Semarang, KBA Jorong Tabek Padang, KBA Dasan Cermen Mataram, KBA Sonraen NTT, BBA Pulugambang Denpasar dan KBA Enggros Jayapura.
Ini merupakan bentuk komitmen PT Astra International Tbk dalam usaha mengenalkan dan melestarikan permainan tradisional anak negeri kepada generasi millenial terutama untuk masyarakat Kampung Berseri Astra (KBA). Sementara itu program KBA merupakan kegiatan CSR yang diimplementasikan untuk pengembangan wilayah dengan mengintegrasikan 4 Pilar CSR Astra yaitu Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan dan Kesehatan, untuk mewujudkan kampung yang bersih, sehat, cerdas dan produktif. Hal ini bertujuan untuk kesejahteraan dan kemandirian masyarakat. Kini telah ada 64 KBA di 27 Propinsi di Indonesia, termasuk salah satunya adalah KBA Ciganjur yang menjadi tuan rumah pelaksanaan Festival Permainan Tradisional Berseri Astra.
Diah Suran (Team Leader ~ Divisi ESR PT Astra International Tbk) dalam sambutannya menyatakan ada tersimpan makna persatuan dan kesatuan dalam permainan tradisional anak-anak. Adapula banyak manfaat untuk meningkatkan daya kreatifitas, kemampuan bersosialisasi, kecerdasan emosi dan kecerdasan intelektual. Namun kini mulai ditinggalkan seiring penggunaan gadget modern. Maka melalui Festival Permainan Anak Tradisional Berseri ini, selain usaha pelestarian juga dapat mewujudkan program Kota Layak Anak yang digagas oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI.
Turut hadir dalam kemeriahan festival antara lain Riza Deliansyah (Head of Environment Social Responsibility PT Astra International Tbk), Ika Puji (Asisten Deputi Bidang Tumbuh Anak ~ Kementerian PPPA), Arifin MAP (Wakil Walikotamadya Jakarta Selatan), Dien Emmawati (Kepala Dinas PPAPP DKI Jakarta), Gibthi Ihda Suryani (Perwakilan Unicef Indonesia), Sarah Flomersfeld (Perwakilan Kedutaan Besar Australia), Perwakilan Universitas Bina Nusantara, Perwakilan Universitas Negeri Jakarta.
Selain keseruan perlombaan, tentu saja Astra selalu membekali para undangan spesialnya dengan ilmu yang bermanfaat. Diskusi interaktif (talkshow) mengenai "Pengasuhan Berbasis Hak Anak", yang dibawakan oleh seorang Ahli Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak Dr.Hamid Patilima. Sikap negatif dari seorang anak, ternyata dapat bersunber dari rangkaian tindakan keras orang tuanya.