Masyarakat Ekonomi ASEAN yang hanya tinggal menghitung hari, tentunya menyisakan pertanyaan apakah bangsa yang besar ini telah siap dengan daya saingnya. Meskipun belum dilakukan pemberlakuan secara resmi, namun beberapa tahun terakhir ini korporasi asing dan juga warganegara asing telah begitu berekspansi dengan agresif dalam kegiatan perekonomian nasional.
Seiring perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat, industri perdagangan via jaringan elektronik (e-commerce) melesat dengan signifikan melintasi batas-batas negara. Tentu saja untuk menjaga keberlangsungan berbagai usaha, sektor logistik memainkan peranan yang sangat vital. Dibutuhkan layanan pendistribusian yang tepat waktu dan memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan, serta dukungan infrastruktur dan sumber daya manusia yang kompeten.
PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) sebagai pelaku utama industri logistik terdepan selama 25 tahun, telah membuktikan dengan kinerja terbaik melalui inovasi layanan yang berkelanjutan. Mengusung tema 25 Tahun Merangkai Nusantara, JNE dalam peringatan HUT ke-25 melakukan berbagai terobosan inovasi baru dalam meningkatkan layanan bagi pelanggan.
Demikian pernyataan Abdul Rahim Tahir (CEO JNE Group) dalam Media & Blogger Gathering pada 11 Desember 2015 lalu di Gedung Pusat JNE Express Jakarta Barat, yang dihadiri rekan media dan 40 blogger Kompasiana. Kemudian Abdul Rahim mengatakan JNE berkomitmen meningkatkan infrastruktur terutama aset piranti digital sesuai perkembangan teknologi . Di tahun 2016 korporasi akan menggelontorkan dana investasi lebih dari 400 milyar rupiah untuk pengembangan infrastruktur, dimana 55 milyar rupiah akan dialokasikan untuk pengembangan teknologi.
Titik layanan JNE yang saat ini telah mencapai 5000 unit, hingga tahun 2018 akan diperluas hingga kota kecamatan seluruh Indonesia dengan menambah 500 titik layanan baru.
Sementara Mohamad Feriadi (Presiden Direktur JNE) menjelaskan total pendapatan dari penjualan tumbuh sebesar 30% hingga kuartal ketiga 2015. Jumlah pengiriman sebanyak 400 ribu kiriman per hari dengan total 12 juta kiriman per bulan, yang didukung kinerja 13 ribu karyawan di seluruh Indonesia. Layanan berfokus pada kebutuhan pelanggan dengan dukungan inovasi produk berkelanjutan, JNE terus berupaya memberikan layanan terbaik dan terdepan.
JNE terus berkomitmen untuk memberi kontribusi pada pemberdayaan masyarakat. Melalui program Pesona Oleh-Oleh Nusantara (PESONA), JNE bekerjasama dengan para produsen makanan khas daerah di seluruh nusantara, dimana kita dapat melakukan pemesanan makanan khas daerah di Indonesia secara online dan didatangkan langsung dengan harga yang sama. Program layanan lainnya yang unik adalah layanan Jemput ASI Seketika (JESIKA), ditangani oleh kurir wanita dengan kendaraan dan peralatan khusus. Layanan ini diperuntukan bagi ibu-ibu menyusui dengan aktivitas luar rumah yang tinggi, agar tetap dapat memberikan ASI pada anaknya.
Dalam rangkaian acara tersebut, juga digelar Kompasiana Nangkring bersama JNE bertemakan Industri Kreatif pada Era Digital, menghadirkan narasumber berkompeten seperti Ricky Pesik ( Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Iwan Setiawan (CEO Provetic), Achmad Zaky (CEO Bukalapak.com), dengan moderator cantik Liviana Cherlisa (News Anchor Kompas TV).
Ricky Pesik menuturkan BEKRAF dituntut meraih pertumbuhan dari 9% menjadi 13% dalam kontribusi terhadap produk domestik bruto nasional hingga tahun 2019. Ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang stabil dari sektor Ekonomi Kreatif, meskipun perlambatan ekonomi melanda Indonesia. Nilai Ekonomi Kreatif dunia memiliki angka mencapai 20% dari perekonomian negara Jerman, juga dua setengah kali anggaran belanja militer seluruh dunia.
Sumber daya alam akan habis, kreativitas harus terus berkembang. "Presiden Joko Widodo berpesan bahwa kekuatan kita terletak di ekonomi kreatif dan ini akan menjadi tulang punggung perekonomian bangsa pada masa depan," ujar Ricky Pesik.
Pemerintah akan mengupayakan pelaku ekonomi kreatif yang memiliki kapabilitas untuk berdaya saing global, melalui paket kebijakan tertentu untuk go international. BEKRAF akan berfokus pada 16 sektor yang dikembangkan dalam industri ekonomi kreatif hingga tahun 2019 meliputi: aplikasi digital, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fesyen, film animasi & video, fotografi, kerajinan tangan, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi & radio.