Lihat ke Halaman Asli

Siapa Ya???

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tadi, saat pulang kantor saya bertemu dengan seorang teman SMA di bus. Saat pertama saya melihat dia, saya sudah langsung tahu bahwa dia adalah teman SMA saya, namun saya urung untuk menyapanya. Mengapa? Karena saya yakin seratus persen bahwa mereka pasti tidak mengenal saya!!

Kenapa saya yakin? Karena sudah terbukti dengan seringnya hal itu terjadi. Kantor saya di Sudirman dan rumah saya di pinggiran Jakarta. Sudah pasti banyak teman-teman saya baik yang SMP, SMA, maupun kuliah juga bekerja di kawasan segitiga emas itu. Dan khususnya untuk teman-teman SMA saya yang rumahnya juga masih di pinggiran pasti dong akan naik bus yang sama dengan saya. Hal inilah yang membuat saya makin sering bertemu dengan orang-orang yang saya kenal dan sedihnya mereka tidak mengenali saya sebelum akhirnya saya menyebut nama saya,,hiks hiks...

Scene 1

Hari itu masih bulan-bulan pertama saya menduduki kantor saya yang baru. Saat lagi asik-asik mengeksplorasi pc baru saya, datanglah seorang wanita yang ternyata merupakan teman kuliah saya. Ternyata dia, sebut saja namanya Vita merupakan konsultan untuk kantor saya. Dan saat itu si Vita sedang berdiskusi dengan salah satu manajer. Saat sang manajer sedang menerima telepon, dengan pede dan wajah sumringah saya memanggil dia.

"Vita.."

Vita celingak celinguk. Saya panggil lagi. "Vita.." Masa iya sih dia nggak melihat saya. Namun dia tetap celingak celinguk dan tidak melihat ke arah saya. Teman di sebelahnya yang juga mendengar panggilan saya bertanya.

"Siapa Vit?"

Vita menggeleng bingung. "Nggak tau,,nggak kenal..."

Jleppp... Malu banget rasanya mendengar kata-kata itu walaupun diucapkan secara pelan. Dengan wajah memerah karena saat itu kantor saya lumayan ramai, saya akhirnya harus menyebut nama saya. "Gue Tiwi tau..."

Dan dia hanya ber "Ooooo" panjang sambil senyum-senyum. Dan dengan  wajah nggak enak dia kembali berdiskusi dengan manajer saya. Saat diskusi tersebut selesai, kami bertemu lagi di depan lift dan dia tertaw-tawa padaku seolah kita adalah teman akrab. Setelah kejadian hari itu, setiap kita ketemu lagi saat makan siang atau saat si Vita datang ke kantor dia cuma bisa ketawa dan berulang kali bilang sori...Huh...=(

Scene 2

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline