Lihat ke Halaman Asli

yudhi

Pendidikan itu mengobarkan api dan bukan mengisi bejana. (Socrates)

Pembangunan Negara yang Berkebudayaan dan Berkearifan

Diperbarui: 25 Februari 2019   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apakah semua kemajuan itu baik ? Belum tentu. Kemajuan yang tidak dibarengi dengan nilai-nilai kebudayaan dan kearifan hanya akan merusak nilai-nilai kebudayaan dan kearifan yg ada. Jadi, kemajuan hanya baik kalau dibarengi dengan ikut sertanya nilai-nilai kebudayaan dan kearifan di dalamnya.

Sebagai contoh, kebebasan pers. Pada jaman Orde Baru (Suharto), kebebasan pers begitu dibatasi, akan tetapi dapat kita lihat bahwa pada jaman itu masyarakat begitu berhati-hati dalam mengemukakan pendapat. Tidak ada hoaks, tidak ada hinaan maupun saling hujat-menghujat. Masih ada rasa malu di dalam masyarakat jika berkata hoaks ataupun hinaan. Tetapi lihat keadaan sekarang di mana kebebasan pers terbuka, yang terjadi malahan rasa malu menjadi hilang dan berganti dengan hoaks, dan berkata sesuka hatinya. Sungguh keadaan seperti inikah yang kita inginkan ?

Pada jaman Orde Baru (Suharto), ada nilai-nilai budaya dan kearifan yang masih dipegang oleh masyarakat, sedangkan pada jaman Reformasi, nilai-nilai budaya dan kearifan itu telah hilang dari masyarakat. Di sepanjang waktu yg saya lalui selama ini, pembangunan yg dilakukan hanyalah semakin memicu sifat individualis serta menghilangkan nilai-nilai kebudayaan dan kearifan yg dimiliki oleh masyarakat. Tidak ada pertimbangan dari segi budaya dan kearifan ketika melaksanakan pembangunan, tetapi yang ada hanyalah pertimbangan dari segi ekonomi dan segi produktifitas saja.

Bisa kita amati bahwa generasi millenial saat ini sangat minim budi pekerti dan kearifan. Tidak ada nilai-nilai budaya yang dipegang di dalam diri mereka. Semua hal hanya dinilai berdasarkan pada kalkulasi untung-rugi saja. Jadinya kita saling mengangkangi dan menginjak satu sama lain agar bisa menjadi yang terkuat.

Sudah saatnya kita berhenti melaksanakan pembangunan negara yg hanya mengutamakan segi ekonomi dan segi produktifitas saja. Pembangunan yang dilaksanakan haruslah berkebudayaan dan berkearifan. Kemajuan bangsa Indonesia bukan hanya dilihat dari segi fisik saja (kemajuan infrastruktur dan ilmu pengetahuan), tetapi di atas daripada semua itu haruslah mengutamakan kelestarian nilai-nilai budaya dan kearifan lokal di dalam masyarakat. Sebab percuma saja kita menjadi bangsa dan negara yang maju tetapi kehilangan identitas (nilai budaya dan kearifan) dari bangsa kita sendiri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline