Lihat ke Halaman Asli

KKN FPB/ Mahasiswa Belajar bersama Petani di Cukilan, Suruh, Semarang tentang Pembuatan Cabe Kering dan Silase

Diperbarui: 5 April 2022   13:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Komoditas cabai adalah salah satu komoditas pertanian yang memiliki nilai jual yang relatif tinggi dibandingkan tanaman hortikultura lainnya. Buah cabai bisanya digunakan sebagai bumbu pada masakan untuk memberi rasa pedas pada masakan.  Buah cabai yang sudah matang dapat dilihat dari warna kulitnya yang berwarna merah. Semakin merah warna cabainya biasanya semakin pedas juga rasanya.

Proses pasca panen cabai adalah suatu proses dimana dilakukan kegiatan setelah panen. Kegiatan pasca panen pada tanaman cabai yang paling utama adalah sortasi, karena didalam kegiatan sortasi inilah buah cabai dipilih berdasarkan kualitas cabai serta ukuran yang ditentukan berdasarkan permintaan pasar. Selain itu sortasi cabai juga biasanya dilakukan untuk memilih warna buah cabai, dari buah yang hijau, hijau kemerahan dan juga yang merah. Tetapi untuk harga yang paling tinggi adalah cabai yang benar-benar sudah merah.

Dok. pribadi

Pengolahan cabai kering adalah pengolahan yang sederhana jika dibandingkan dengan pengolahan cabai yang lainnya. Cabai kering ini dapat dijadikan bahan utama dari pembuatan tepung cabai. Pembuatan cabai kering bisa digunakan dengan dua cara yaitu cara manual ataupun modern. Untuk pembuatan cabai kering dengan cara manual, pengeringannya menggunakan sinar matahari. Akan tetapi untuk pembuatan cabai kering dengan cara moderd dapat digunakan oven sebagai alat pengering cabainya. Penggunaan oven lebih intensif  dibandingan dengan pengeringan matahari, untuk pembuatan cabai kering yang menggunakan oven dibutuhkan waktu 10-20 jam dengan suhu 60C tergantung dengan keadaan cabainya. Sedangkan untuk pengeringan cabai kering dengan cara manual dibutuhkan waktu 4-7 hari terkena paparan sinar matahari penuh.

Pakan merupakan kebutuhan pokok dan penting dalam usaha ternak. Sumber pakan ternak ruminansia adalah hijauan yang dapat berasal dari rumput-rumputan. Selain hijauan pakn ternak juga ada konsentrat untuk memperbaiki kandungan nutrisi dari pakan yang dihasilkan dan juga berfungsi sebagai bahan pendukung atau pakan tambahan.

Kebutuhan pakan harus tercukupi dari segi kuantitas atau jumlah maupun kualitas pakan. Jumlah pakan hijauan sering menjadi permasalahan karena ketersediaannya yang tidak tersedia sepanjang tahun atau sepanjang musim terutama pada musim kemarau. Pada musim hujan umumnya bisa mencukupi kebutuhan jumlah pakan hijauan. Maka dari itu harus dibuat sistem atau metode untuk membuat sistem penyimpanan atau pengawetan pakan hijauan untuk kebutuhan dimusim kemarau. Salah satu cara untuk mengawetkan hiajauan adalah dengan cara pembuatan silase.

Pembuatan silase membutuhkan bahan antara lain; hijauan pakan ternak, tetes tebu (molalasses), air dan juga dedak. Sedangkan untuk alatnya adalah chopper atau pencacah rumput dan untuk tempatnya bisa menggunakan drum ataupun plastik yang paling penting adalah wadah dapat ditututup dengan rapat sehingga udara tidak dapat masuk. Untuk perbandingan hijauan dengan dedak adalah 50kg hijauan : 1 kg  dedak, sedangkan untuk molasses yang dibutuhkan harus dicampurkan dengan air dengan perbandingan 200ml molasses : 1 liter air. Pembuatan silase ini membutuhkan waktu satu minggu untuk proses pengawetannya. Pada proses pengawetan sangat dianjurkan untuk tidak boleh dibuka tutup wadah silase, karena dapat merusak proses pengawetan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline