Lihat ke Halaman Asli

Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen dengan Menggunakan Media Tayangan Film Pendek pada Kelas IX C SMPN 9 Purwokerto

Diperbarui: 10 Desember 2022   15:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENDAHULUAN

Menulis adalah mengungkapkan ide gagasan dalam pikiran dan rasa melalui bahasa (Sutardi, 2012: 12). Menurut Poe (dalam Nurgiyantoro, 2013: 12) menyatakan bahwa cerpen adalah sebuah cerita selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar anatra setengah sampai dua jam─suatu hal yang kiranya tidak mungkin dilakukan untuk sebuah novel. Menulis merupakan kegiatan yang tidak semua orang dapat melakukan, karena di dalam menulis khususnya dalam menulis cerpen tidak hanya dituntut untuk menuliskan apa yang menjadi tujuan kita menulis tetapi juga nantinya tulisan tersebut haruslah dapat dibaca dan dipahami oleh pembaca. Di dalam menulis cerpen terdapat dua hal yang kerap menjadi permasalahan saat akan menulis cerpen, yaitu mendapatkan ide dan mengembangkan ide. Agar dapat mendapatkan ide, penulis bisa mengadaptasi dari peristiwa-peristiwa yang terjadi dikehidupan nyata ataupun bisa berimajinasi sendiri, sedangkan untuk mengembangkan ide lebih sulit dilakukan karena penulis harus bisa merinci kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang terjadi kemudian ditulis dengan urutan alur yang baik dan harus mengacu pada unsur intrinsik sebagai unsur pembangun cerpen. Agar dapat membuat cerpen dengan baik cerpen harus memenuhi unsur-unsur pembangun yaitu unsur intrinsik yang terdiri dari: alur, tokoh, latar, gaya bahasa, sudut pandang, tema, dan amanat.

Masalah yang terjadi dalam menulis cerpen tersebut ternyata dirasakan oleh siswa kelas IX C SMP Negeri 9 Purwokerto. Bu Lutfiyah selaku guru mata pelajaran kelas IX C SMP Negeri 9 Purwokerto mengungkapkan bahwa siswanya sulit mengimplementasikan ide yang telah dikelola di dalam pikiran dan batinnya ke dalam sebuah tulisan, atau dalam kata lain siswa kesulitan saat menulis cerpen  untuk mengembangkan ide yang mereka miliki agar menjadi sebuah cerpen yang baik. beliau juga menjelaskan metode yang digunakan saat memberikan pelajaran menulis cerita pendek yaitu menggunakan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab sendiri tidak asing karena metode tersebut adalah metode konvensional dikalangan pengajar yang digunakan dalam sebagian besar pelajaran yang diajarkan. Namun, dalam kaitannya belajar menulis cerpen agaknya perlu adanya cara lain agar pelajaran menulis cerpen lebih menarik dan pastinya siswa dapat mengimplementasikan apa yang guru perintahkan terkait pelajaran menulis cerpen yaitu menulis cerita pendek berdasarkan ide dari pemikiran masing-masing siswa.

Sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan ketrampilan siswa dalam menulis cerpen, seorang guru harus mempunyai cara yang baik agar pembelajaran dapat maksimal. Dalam permasalahan pembelajaran ketrampilan menulis tersebut agaknya siswa kurang dapat berkembang dengan metode yang digunakan oleh Bu Lutfiyah, S. Pd.. Hal ini bila tidak segera diatasi tentu dapat mempengaruhi prestasi siswa dalam hal ketrampilan menulis, khususnya menulis cerpen. Dengan melihat permasalahan yang tersebut, guru mencoba menerapkan cara pembelajaran yang berbeda di kelas IX C SMP Negeri 9 purwokerto. Media tayangan film pendek merupakan salah satu pilihan yang dapat digunakan oleh guru untuk mencoba menyelesaikan masalah tersebut. Penggunaan media tayangan film pendek ini diharapkan dapat membantu siswa dalam mengembangkan ketrampilan menulis pada pembelajaran menulis cerpen. Secara umum struktur film sama dengan struktur karya sastra yaitu terbentuk oleh unsur-unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik (Trianton, 2013: xi). Dengan terbentuk sama-sama oleh unsur intrinsik, maka keduanya memiliki kesamaan namun medianya yang berbeda. Unsur-unsur intrinsik di dalam film dan karya sastra tentunya tidak berbeda jauh. Di dalam unsur intrinsik tersebut pasti terdiri dari plot atau alur, tema, tokoh (Watak), latar, sudut pandang, amanat. Film ataupun karya sastra keduanya merupakan pengejawantahan dari kehidupan nyata yang dibangun kembali dengan cara yang berbeda, film menggunakan media gambar dan suara sementara karya sastra menggunakan bahasa tulis.

Menulis

Pengertian Menulis

Sutardi (2012: 12) mengungkapkan bahwa menulis adalah mengungkapkan ide gagasan dalam pikiran dan rasa melalui bahasa. Sejalan dengan hal tersebut menulis sendiri pada dasarnya mengekspresikan apa yang ada di dalam pikiran dan perasaan diri, tetapi melakukan kegiatan menulis agar mendapatkan hasil menulis yang baik pada umumnya harus memiliki eksistensi atau dalam kata lain harus berkelanjutan, karena menulis erat hubungannya dengan sebuah karya atau hasil dari menulis. Semakin konsisten ia dalam berkegiatan menulis, maka sejatinya akan berbanding lurus dengan hasil atau karya dari tulisannya tersebut.

Tujuan Menulis

Tujuan menulis menurut Tarigan (2008: 27), yaitu tujuan penugasan, tujuan altruistik, tujuan persuasif, tujuan penerangan, tujuan pernyataan, tujuan kreatif, tujuan pemecahan masalah. Sedangkan Rosadi (2009:7) mengungkapkan bahwa tujuan menulis ditinjau dari sudut pengarang terdiri dari enam, yaitu tujuan penugasan, tujuan estetis, tujuan penerangan, tujuan pernyataan diri, tujuan kreatif, dan tujuan konsumtif.

Manfaat Menulis

Bagi sebagian orang menulis merupakan hal yang sulit dilakukan terutama untuk memulainya. Tetapi, di samping persoalan sulitnya menulis terdapat banyak manfaat dari menulis itu sendiri bila ingin melakukan dan terus melatihnya terutama bagi siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Tarigan (2008: 22) “Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir. Juga dapat menolong kita berpikir kritis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline