Hari senin tgl 10 juni 2019 jam 5.30 pagi, terpantau arus balik ke Singapura di Terminal International Batam Center sangat ramai.
Para penumpang terdiri dari para wisatawan asing yang telah menghabiskan liburan hari raya di Pulau Batam, para profesional yang bekerja di Singapura dan beberapa pelajar/mahasiswa Indonesia yang harus kembali ke rutinitas nya masing2. Antrian mengular nampak dari luar pintu masuk imigrasi sampai ke tangga eskalator sepanjang kira-kira lebih dari 6 meter.
Saya sendiri, di karenakan ada urusan penting di Singapura telah membooking utk kapal keberangkatan jam 6 pagi. Akan tetapi melihat panjangnya antrian, saya bergegas balik ke kounter tiket untuk mengganti ke jam 7.10 pagi.
Setelah mengganti jadwal keberangkatan, saya pun mulai ikut antrian. Terjadi insiden kecil ketika beberapa penumpang mengambil jalur antrian dgn memotong jalur yg telah ada.
Seorang expatriat bule ikut memberikan arahan agar mereka ikut antrian yg ada. Namun tetap tidak di gubris, hingga akhirny di soraki oleh beberapa penumpang yg kesal.
Dari antrian terlihat para penumpang adalah kaum terdidik namun karena merasa di perlakukan tidak adil dan di tambah stress di pagi hari karena antrian yg panjang, sehingga emosi tidak dapat lgi terkontrol.
Keadaan berangsur membaik dengan ada nya satpam pelabuhan yg membantu untuk merapikan antrian.
Terlihat di hilir antrian mulai terurai. Satu persatu penumpang mulai bisa memasuki kantor imigrasi.
Di infokan oleh petugas jaga, bahwa tetjadi crash system di imigrasi sehingga scanning data penumpang tidak bisa di lakukan yg menyebabkan penumpukan penumpang dri mulai kantor imigrasi sampai keluar.
Saya mulai mengantri dri jam 5.48 pagi sampai di depan petugas imigrasi di kisaran jam 6.08 pagi, sehingga membutuhkan total waktu 20 menit utk mengantri. Terlihat petugas imigrasi yang berjaga sigap dan secara jumlah personnel mencukupi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Ada beberapa masukan yg dapat di lakukan utk perbaikan pelayanan arus balik di masa depan sebagai berikut di bawah ini :
1. Pengaturan antrian oleh petugas keamanan lebih awal.
2. Pengecheckan sistem imigrasi lebih dini di waktu-waktu krusial sehingga dapat mencegah crash system yang berakibat menumpuk nya penumpang
3. Sinkronisasi imigrasi dan jadwal keberangkatan provider ferry agar penumpang tidak di rugikan apabila ada kejadian serupa.