Biarlah bayu
Mengukir senyummu
Dalam secangkir kopiku
Berulangkali kuseduh senyummu dan entah telah berapa cangkir berserakan memetakan wajahmu. Pulanglah, bersulang kerinduan. Masih seperti dulu dulu diteras menjelang malam sepi aku duduk menunggumu kembali. Kusuling gula dari airmata, tuk memaniskan pahit jarak yang tuk kesekian waktu selalu terpaksa kita tenggak.
Telah lama kurebus tulang demi tulangku, kini rinduku larut menjadi kaldu, kaldu sup untukmu. Agar kelak kau dapat mengecap sebuah isyarat rindu kesumat 'jangan tinggalkan aku'.
Pulang
Pulang sayang
Atau haruskah aku mengabu
Di bakar rindu
Akan dirimu
... o0o ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H