Indonesia sebagai Negara yang memiliki daratan yang cukup luas yaitu meliputi 1.882.103 km2. Daratan yang luas ini, didukung oleh topografi, iklim mikro, bahan induk, vegetasi, dan umur yang beragam telah menciptakan jenis tanah yang beragam pula. Dengan demikian masing-masing wilayah Indonesia memiliki variasi atau karakteristik fisik wilayah yang khas. Baik itu lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya, seperti dalam hal ini memiliki keragaman tanah.
Tanah sendiri merupakan material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai zat cair juga gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut (Das, 1995).
Selain itu dalam arti lain tanah merupakan akumulasi partikel mineral atau ikatan antar partikelnya, yang terbentuk karena pelapukan dari batuan (Craig, 1991). Namun pada kesempatan ini saya bahas mengenai karakteristik tanah di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
Secara geografis Kabupaten Bandung Barat terletak antara 60 41' sampai dengan 70 19' lintang Selatan dan 107 22' sampai dengan 108 05' Bujur Timur dengan luas wilayah Kabupaten Bandung Barat yaitu 1.305,77 KM.
Kabupaten Bandung Barat Memiliki batas-batas wilayah, sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Cianjur, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi, dan sebelah selatan berbatasan dengan Selatan Kabupaten Badung dan Kabupaten Cianjur.
Kemudian kondisi fisik wilayah Kabupaten Bandung Barat. Bandung Barat memiliki Kondisi iklim yang cenderung hangat dan sedang dengan suhu rata-rata 17,6 derajat celcius dengan curah hujan rata-rata 2049 mm. Kemudian kemiringan Lereng Kabupaten Bandung Barat didominasi oleh kemiringan lereng yang sangat terjal diantaranya >40 (46,5%). Hal ini tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Bandung Barat wilayahnya didominasi oleh kawasan yang berfungsi sebagai hutan lindung.
Sedangkan kawasan yang wilayahnya bertopografi datar dan bergelombang sampai berbukit relatif kecil dan diusahakan sebagian besar untuk lahan pertanian. Lalu ketinggian di Kabupaten Bandung Barat secara umum berkisar antara 0 - 2000 mdpl. Persentase ketinggian terbesar adalah 500 - 1000 mdpl, yaitu seluas 59.614,15 ha atau sebesar 46,68%, 1000-1500 mdpl (8,10%), sisanya terletak pada ketinggian. Berdasarkan kemiringan lereng dan beda tinggi serta kenampakan di lapangan morfologi Kabupaten Bandung Barat dikelompokkan menjadi 4 (empat) satuan morfologi, yaitu morfologi pedataran, landai, perbukitan dan morfologi pegunungan.
Sedangkan pada sumberdaya airnya merupakan kunci bagi kelangsungan hidup manusia. Keterbatasan air dapat menimbulkan berbagai konflik antar kepentingan dalam masyarakat. Baik untuk kebutuhan rumah tangga, industri, pertanian atau lainnya. Sumber daya air harus dikelola dengan bijak yang melibatkan berbagai kelompok kepentingan. Kabupaten Bandung Barat memiliki 90 sungai, dengan sungai utama adalah Sungai Citarum, Sungai Cimahi, Sungai Cibeureum, Sungai Citarum Hulu, dan Sungai Cikarial, yang melewati Kecamatan Cipongkor, Kecamatan Cililin, Kecamatan Cihampelas, dan Kecamatan Batujajar.
Lalu bicara mengenai tanah tidak terlepas dari faktor-faktor diatas yaitu kondisi fisik wilayahnya. Kabupaten Bandung Barat sendiri jenis tanah yang terdapat diantaranya adalah aluvial coklat kelabu, aluvial kelabu dan merah, andosol coklat, andosol coklat dan regosol coklat, glei humus dan alluvial, glei humus dan aluvial kelabu, latosol coklat, latosol merah dan coklat, latosol merah kekuningan, latosol tua kemerahan, regosol kelabu dan litosol. Jenis tanah yang paling luas di Kabupaten Bandung Barat adalah glei humus dan alluvial sekitar 28.938,40 ha atau 23,84% dari luas Kabupaten Bandung Barat (RPJMD 2013-2018).
Demikian kondisi fisik wilayah Kabupaten Bandung Barat, yang dimana setiap wilayah tentunya dipengaruhi oleh kondisi fisik yang ada seperti kondisi iklim yang meliputi curah hujan, kelembaban udara, kondisi tanah yang meliputi jenis tanah, tutupan lahan yang ada di suatu wilayah serta ketinggian suatu wilayah tersebut.