Lihat ke Halaman Asli

prasasti widyasari

mahasiswa uin maulana malik ibrahim malang

Regulasi Emosi Tidak Selalu Bahagia dan Juga Tidak Melindungi dari Rasa Sakit

Diperbarui: 19 November 2022   21:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hai teman-teman kompasiana pada atikel kali ini kita akan membahas mengenai regulasi emosi. Sebelumnya tahukah kamu ada berapa emosi yang dimiliki setiap individu? Setiap individu memiliki dua macam emosi yaitu emosi positif dan negatif, emosi positif adalah emosi yang membawa pengaruh baik bagi kita ataupun lingkungan. Seperti kegembiraan, ketenangan, dan harapan. 

Sedangkan emosi negatif adalah emosi yang kurang menyenangkan sehingga dapat menimbulkan sikap dan perilaku kurang baik dalam berhubungan dengan orang lain, seperti, sedih, marah, malu, jijik, dan merasa bersalah. Nah, selanjutnya kita akan membahas ke poin pentingnya yakni regulasi emosi, yuk simak penjelasan dibawah ini.

 Apa pengertian dari regulasi emosi? Regulasi emosi merupakan cara yang dilakukan oleh setiap individu untuk mengelola, menghambat, menghindari, atau mengenali emosinya serta mengekspresikan emosi tersebut secara otomatis atau dikendalikan untuk memenuhi tujuan pribadi maupun sosial.

Lalu bagaimana jika emosi negatif itu datang? Apa yang harus kita lakukan agar tidak merugikan diri kita sendiri maupun merugikan orang lain? Ketika emosi negatif itu datang, maka hal harus kita lakukan adalah mencari kesibukan, menenangkan diri, serta memaafkan dan melupakan. 

Menurut gross, 1998, p. 275 Regulasi emosional mengacu pada proses dimana individu mempengaruhi emosi yang mereka miliki, kapan mereka memilikinya, dan bagaimana mereka mengalami dan mengekspresikan perasaan mereka. Regulasi emosi dapat otomatis atau terkontrol, sadar atau tidak sadar, dan mungkin berpengaruh pada satu atau lebih titik dalam proses produksi emosi.

Apa pengertian perkembangan regulasi emosi? Perkembangan regulasi emosi adalah proses melalui beberapa cara yang lebih rumit dari pada apa yang biasa kita pikirkan. Lalu apa saja perkembangan regulasi emosi itu? Regulasi emosi memiliki tiga macam perkembangan, Yang pertama, regulasi emosi bisa menyimpang pada emosi positif dan emosi negatif, serta dapat meningkatkan, mengurangi, mencakup atau hanya mempertahankan tingakatan rangsang emosinya. 

Kedua, regulasi emosi melibatkan pemantauan emosi diri, mengevaluasi pengalaman emosi pribadi, serta strategi untuk merubah perasaan seseorang. Ketiga, regulasi emosi melibatkan pengaruh internal dan eksternal. Dengan adanya tiga macam regulasi emosi tersebut dapat menjadikan seseorang untuk semakin mandiri dalam memanaj emosi mereka sendiri.

Apakah regulasi emosi memiliki ganguan? Ya benar, regulasi emosi juga memiliki ganguan. Lalu apa maksud dari ganguan regulasi tersebut? Gangguan regulasi emosi merupakan kondisi gangguan atau difungsional kemampuan untuk mengatur dan mengelola emosi secara maksimal. 

Ganguan pengaturan emosi sering diungkapkan oleh gejala-gejala seperti; tiba-tiba marah dengan meluap-luap yang tidak bisa dijelaskan kemudian dialihkan pada seseorang, memiliki rasa kecewa pada seseorang dan akhirnya timbul lah perasaan dendam. Beberapa emosi tersebut adalah emosi yang cenderung sulit untuk di kontrol. 

Ketidak mampuan tersebut dapat berpengaruh pada hubungan karena reaksi yang berlebihan, menolak suatu kesempatan yang datang, dan lain-lain. Kemudian bagaimana cara mengatasi hal tersebut agar bisa meregulasi emosi dengan baik? yuk simak penjelasan dibawah ini, ada beberapa cara yang harus dilakukan untuk meregulasi emosi dengan baik antara lain;

1. Kesadaran diri (self awareness)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline