Lihat ke Halaman Asli

Sri Mulyani Indrawati, Sebuah Bunga dalam Tumpukan Jerami

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_86723" align="alignleft" width="298" caption="Sri Mulyani/Admin(KOMPAS)"][/caption]

"Reformasi bukanlah pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam satu malam atau dengan kata lain tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Yang perlu ditekankan disini adalah bahwa masa honeymoon sebagai pegawai Depkeu sudah habis, masyarakat sudah mulai menagih konsistensi dari janji kita dan jangan menunggu orang lain yang harus berubah karena kitalah yang haru berubah, dan sudah pantas mereka menginginkan perubahan yang nyata " (  Reformasi Departemen Keuangan sekarang dan ke depan, Sri Mulyani Indrawati )

Terlahir di Tanjung Karang, Lampung pada 26 Agustus 1962. Pendidikan yang ditempuhnya meliputi Sarjana Ekonomi tahun 1986 dari Universitas Indonesia, kemudian melanjutkan  ke University of Illinois, Amerika Serikat, memperoleh gelar M.Sc (Policy Economics) pada tahun 1990. Gelar Ph.D (Economics) yang diperoleh dari universitas yang sama. Gemilang rekam jejaknya memang tidak bisa lepas dari berbagai tantangan, mulai sejak menjabat dalam pemerintahan hingga kini keterkaitannya dalam sinetron Century.

Terlepas dari huru-hara dari kasus Century yang belakang ini marak menyeret sosok Menkeu ini, secara pribadi saya sangat mengagumi sosok yang satu ini. Menurut saya Sri Mulyani adalah seorang yang professional. Dalam masa kepemimpinannya di Departemen Keuangan sendiri, ia telah melakukan suatu terobosan reformasi birokrasi demi menciptakan transparansi dalam pengelolaan keuangan negara, dan itu berhasil. Mengutip pernyataan Sri Mulyani dalam wisuda lulusan PTK prodip keuangan baru-baru ini, pada intinya Menkeu menekankan pentingnya integritas dalam dunia keuangan. Ini menunjukkan perhatiannya tidak hanya pada masalah keadaan perekonomian negara, namun juga pengembangan SDM calon-calon pekerja di bidang keuangan.

Kiprahnya dalam sinetron Century pun, kini tengah diuji. Mungkin pembaca masih ingat, ketika pansus masih dalam masa pemeriksaan dengan memanggil beberapa saksi termasuk salah satunya Sri Mulyani. Menurut saya pribadi sebagai orang yang awam hukum dan masalah keuangan, terlihat sekali perbedaan tingkat pemahaman antara Sri Mulyani dengan anggota pansus yang terkesan bukan mencari keterangan tetapi mengarahkan ke suatu titik tertentu, entah apa itu. Ya, tapi Sri Mulyani hanyalah manusia biasa, ada kelebihan dan kekurangannya. Terlepas dari derasnya aliran kepentingan politik dan ending sinetron Century, dia adalah salah satu putri terbaik bangsa yang patut kita hargai.

"Sebuah bungga dalam tumpukan jerami"

(Putu09)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline