Lihat ke Halaman Asli

Andreas Prasadja

TERVERIFIKASI

Daya Tahan Tubuh Optimal? Tidur Cukup Jawabannya

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Petuah orang tua kita untuk cukup istirahat dan tidur agar tak mudah sakit ternyata benar adanya. Sebuah penelitian di Belanda baru-baru ini membuktikan hal tersebut.

Bayangkan ketika Anda bekerja penuh stress selama delapan jam, menghadapi macet 2 jam. Sesampai di rumah Anda lelah terkuras. Namun alih-alih beristirahat selama 8 jam, Anda malah hanya sempat beristirahat selama 2 jam, dan lalu bersiap berangkat kembali dan mengulangi semua aktivitas melelahkan itu. Bayangkan bagaimana lelahnya Anda. Seperti itu pula kira-kira sistem daya tahan tubuh kita bekerja saat kurang tidur kronis.

Penelitian

Dalam penelitian yang diterbitkan pada jurnal SLEEP tahun 2012 ini, dikumpulkan 15 pemuda sehat dan diperiksa kondisi darah putihnya dalam keadaan cukup tidur dan kurang tidur. Seminggu pertama pemeriksaan darah diambil siang hari dan dalam kondisi tidur cukup dengan durasi 8 jam per malam. Selanjutnya pemeriksaan darah diambil saat para peserta penelitian terjaga selama 29 jam. Selanjutnya hasil pemeriksaan darah itu dibandingkan.

Para peneliti mendapati perubahan terbesar terdapat pada sel-sel granulosit darah. Granulosit adalah sel pertahan tubuh yang bertanggung jawab untuk melawan infeksi bakteri. Orang dengan kadar granulosit rendah rentan untuk terserang penyakit-penyakit infeksi. Pada kondisi kurang tidur kadar sel-sel granulosit didapati menurun tajam, dibandingkan sel-sel darah lainnya.

Dari hasil penelitian ini, para peneliti menyarankan agar kelompok profesional dengan resiko kekurangan tidur seperti dokter, petugas keamanan atau pekerjaan-pekerjaan lain dengan gilir kerja malam dapat lebih meningkatkan kesehatannya. Mengatur jadwal aktivitas dan tidur menjadi amat penting. Juga paparan cahaya matahari. Karena irama biologis kita amat peka terhadap cahaya.

Sayang denyut kehidupan modern yang 24 jam membuat kita meminggirkan tidur atas nama produktivitas kerja. Sepertinya kita harus memikirkan kembali prioritas kehidupan kita.

Peran tidur yang sehat juga sudah banyak diulas. Kekurangan durasi tidur telah dikenali meningkatkan resiko diabetes dan penyakit-penyakit jantung dan pembuluh darah. Kini kita juga tahu bahwa untuk meningkatkan kesehatan sehari-hari, sekedar suplementasi vitamin untuk tingkatkan daya tahan tubuh sepertinya akan sia-sia tanpa tidur yang sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline