Lihat ke Halaman Asli

Andreas Prasadja

TERVERIFIKASI

Jika Sering Mengantuk, Hipersomnia

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Jangan anggap remeh jika sering mengantuk. Kantuk yang selalu datang, jelas akan mengganggu aktivitas, dan pada akhirnya akan menurunkan produktivitas. Kreativitas dan kemampuan analisa jelas menurun. Begitu pula dengan stabilitas emosi.

Selalu mengantuk juga membahayakan jiwa, terutama jika mengendara atau mengoperasikan alat-alat berat. Kecelakaan kapal tanker Exxon Valdez dan pabrik Chernobyl menjadi contoh terpopuler kecelakaan akibat kantuk.

Mengantuk sekali-sekali dan selalu mengantuk jelas berbeda. Selalu mengantuk walau tidur sudah cukup disebut kantuk berlebih atau hipersomnia.

Ketika sering mengantuk cobalah periksa apakah Anda sudah cukup tidur?

Orang dewasa pada umumnya butuh tidur 7-8 jam seharinya. Sementara kebutuhan tidur kelompok usia remaja-dewasa muda (akhir 20-an) adalah 8,5-9,25 jam perhari. Pada kelompok usia dewasa muda, jika sering mengantuk dan tidur 6-7 jam saja seharinya wajar jika masih mengantuk. Sebelum menebak-nebak atau terus mengonsumsi stimulan, cobalah untuk menambah jam tidur terlebih dahulu.

Hipersomnia

Seperti halnya insomnia, hipersomnia adalah salah satu gejala gangguan tidur. Seorang yang mengalami hipersomnia sebenarnya mudah sekali dikenali. Ciri-cirinya ia mengantuk walau sudah cukup tidur. Jika mengantuk karena tidur yang kurang, itu bukan hipersomnia.

Gangguan-gangguan Tidur dengan Gejala Hipersomnia:

Sleep Apnea merupakan gangguan tidur penyebab hipersomnia yang paling umum dan paling mudah dikenali. Cirinya mudah saja: mendengkur. Tetapi sleep apnea justru gangguan tidur yang paling berbahaya karena ia menyebabkan hipertensi, gangguan jantung, diabetes hingga stroke.

Periodic Limb Movements in Sleep, Gerakan Periodik Tungkai saat Tidur ditandai dengan gerakan-gerakan kaki pada saat tidur. Gerakan telapak kaki biasanya dikenali oleh pasangan.

Narkolepsi, sering disalah artikan oleh kebanyakan orang sebagai kantuk berlebih, hipersomnia. Sebenarnya hipersomnia hanyalah salah satu gejalanya saja. Gejala lainnya adalah katapleksi, hypnagogic hallucination dan lumpuh tidur. Lumpuh tidur dan hypnagogic hallucination di Indonesia dikenal sebagai fenomena ketindihan atau ereup-ereup. Sementara katapleksi adalah tubuh layu lumpuh setelah dipicu emosi yang kuat, terutama gembira.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline