Lihat ke Halaman Asli

Makna dari Pepatah Bijak "Mikul Dhuwur Mendhem Jero"

Diperbarui: 7 Desember 2022   11:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

  • MAKNA DARI PEPATAH BIJAK "MIKUL DHUWUR MENDHEM JERO"
  • Oleh : Sri Suprapti. Guru Bahasa Jawa

Pepatah bijak Jawa kuna yang satu ini adalah anjuran bagi seorang anak ( atau dalam situasi tertentu adalah seorang murid ) untuk dapat menjunjung kehormatan dan memuliakan orang tuanya ( atau juga diartikan sebagai guru ), setinggi-tingginya serta sebisa mungkin untuk memaafkan dan memendam dalam-dalam segala aib dan kesalahan kedua orang tuanya. Mikul dhuwur mendhem jero artinya adalah memikul tinggi-tinggi, memendam dalam-dalam.

Penulis ingat sekali waktu masih kecil, orang tua setiap hari mengingatkan untuk selalu menghormati orang tua, saudara yang lebih tua juga kepada orang lain yang lebih tua dan yang juga harus dihormati adalah guru.Waktu itu penulis mempunyai keyakinan bahwa pegangan hidup seperti itu adalah benar dan tepat sekali.

Mikul artinya memikul yaitu membawa di atas bahu. Dhuwur artinya tinggi. Mendhem artinya menanam, jero artinya dalam. Dengan demikian mikul dhuwur mendhem jero arti mudahnya adalah sesuatu yang harus dijunjung tinggi dan ada yang harus ditanam dalam-dalam. Penulis sengaja memilih pepatah bijak ini, masalahnya apa yang harus dijunjung tinggi dan apakah yang harus ditanam dalam-dalam dan dalam keadaan bagaimana hal itu dilakukan?.

 Ajaran ini banyak disalahgunakan dengan tujuan untuk tidak membuka aib di kalangan tertentu. Sikap ini sering terungkap dalam kata-kata secara salah dikatakan bahwa tidak perlu dibicarakan / jangan dipublikasikan atau jangan lagi diurusi karena itu akan membuka aib sendiri. Sikap seperti itu ada yang menganggap sebagai sikap yang bijaksana.

Orang tua waktu itu selalu mendidik anak-anaknya dengan menggunakan istilah Jawa karena lebih mudah untuk dimengerti. Terutama ibu yang hanya orang kecil yang tidak mendapat pendidikan formal, mempunyai kudangan terhadap anaknya, mempunyai cita-cita mengenai anaknya yakni agar menjadi anak yang bisa mikul dhuwur mendhem jero pada orang tua.

 Lebih jelasnya lagi, diartikan bahwa mikul dhuwur adalah harus menghormati orang tua dan menjunjung tinggi nama baik orang tua. Sedangkan mendhem jero artinya segala kekurangan orang tua tidak perlu ditonjol-tonjolkan. Apalagi ditiru. Kekurangan itu harus dikubur dalam-dalam, supaya tidak kelihatan.Tetapi orang tua harus dijunjung setinggi-tingginya sehingga terpandang keharumannya.

Dipandang dari segi agama maupun kebatinan, pegangan mikul dhuwur mendhem jero itu merupakan realisasi daripada iman, percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ujud daripada iman di sini adalah mengakui kenyataan bahwa orang tua merupakan perantara daripada lahirnya manusia. Tuhan menciptakan manusia melalui orang tua, yaitu ayah dan ibu.

Oleh karena itu, orang yang beriman, yang percaya pada Tuhan, wajib menghormati orang tua.Perlu diketahui bahwa orant tualah yang menjadi perantara kita sampai lahir di dunia ini dan mengasuh kita sampai betul-betul bisa hidup sendiri sebagai orang dewasa.

Sikap terhadap guru, juga sama yaitu harus dihormati. Karena guru menjadi perantara  sehingga mengetahui sesuatu dari tidak bisa membaca sampai bisa membaca, dari tidak bisa menghitung sampai bisa menghitung, begitu juga dengan halnya sampai bisa menulis.

Dengan begitu, ujud taqwa kepada Tuhan berdasarkan iman antara lain dengan menghormati orang tua dan tentu saja guru kita. Makna mikul dhuwur mendhem jero bagi pendidikan karakter harus dijunjung tinggi seperti budi pekerti dan berbudi luhur maka harus terus dilestarikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline