Lihat ke Halaman Asli

Sudah Siap untuk Pensiun?

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun rata2 usia pensiun adalah umur 56 – 58, sebagian dari kita tentunya mendambakan agar bisa pensiun lebih awal dari umur 56. Ada beberapa faktor yang mungkin menyebabkan kita ingin segera mengambil pensiun diantaranya

1.Peraturan perusahaan

Padahal kita merasa sedang ada dipuncak karier tapi terbentur pada peraturan perusahaan bahwa yang dapat dipromosikan menjadi manager harus berumur, misal, maksimum 50 tahun.Akibatnya, yang dipromosikan adalah bawahan kita, dan akhirnya menyebabkan kita merasa tertekan dan minder terhadap kolega disekitar kita . Atau tiba2 peraturan perusahaan berubah, seperti penghematan biaya , sehingga tunjangan transportasi di tiadakan.Padahal rumah ada di Bogor dan bekerja di Cikarang yang tentu memerlukan puluhan liter bensin setiap bulannya, Atau bisa jugajabatan yang kita emban tiba2 digabung atau dihilangkan sehingga hari2 dikantor lebih banyak diisi dengan melamun ataupun bergosipdari meja ke meja lainnya.

2.Stress

Macet, adalah hal yang lumrah kalau bekerja di Jakarta. Berangkat subuh dan sampai rumah pun sudah bedug Isya sehingga tidak dapat menerapkan hidup yang berkualitas bebas dari stress. Belum lagi dijalan, naik kereta atau busway berebutan dan berhimpitan seperti ikan sarden. Apalagi sampai dikantor harus menghadapi atasan yang agresif, konfrontatif dan maunya menang sendiri. Hal semacam itu semakin mengajak kita untuk mempertimbangkan pensiun dini.

3.Mengurus keluarga

Biasanya karena orang tua sudah perlu perhatian lebih sehingga menjadikan hati tidak tenang ditempat kerja.Atau mempunyai anggauta keluarga yang memerlukan perhatian ekstra. Kadang2 ini dijadikan alasan kenapa kita selalu terlambat sampai kantor atau malahan meminta ijin untuk tidak masuk kantor untuk beberapa hari.

4.Menjalankan hobi

Merasa bahwa pekerjaan rutin dikantor menghalangi kita dari segi waktu, kesempatan dan pemikiran untuk mengembangkan hobi menjadi bisnis yang menjanjikan. Menyebabkan kita mencuri-curi waktu di kantor untuk mengelola hobi kita dengan akibat tidak dapat berkonsentrasi penuh pada pekerjaan sehingga sering ditegur atasan karena kinerja yang tidak sesuai standar.

5.Merasa Jenuh

Sudah sewajarnya setelah bekerja 30 tahun, ada rasa bosan apalagi kalau pekerjaan yang ditekuni tidak banyak perubahan.Tidur tidak nyenyak, bangun malas2an, mencari alasan agar tidak menyelesaikan pekerjaan pada waktunya, datang telat dan pulang cepat seta tidak peduli dengan karieradalah sebagian gejala bahwa kita sudah mencapai titik jenuh pada pekerjaan kita.

6.Pesangon

Pesangon yang sudah terakumulasi , khususnya pegawai swasta, baik yang terdiri dari program pensiun perusahaan, DPLK ataupun Jamsostek, apalagi jika ada bonus tambahan dari perusahaan jika karyawan mengambil pensiun dini menjadi daya tarik yang luar biasa untuk segera diambil dan dinikmati. Juga dengan alasan kalau dana pensiun diambil sekarang dan diinvestasikan di property, membeli mata uang asingatau barang berharga, nilainya akan lebih baik dari 6 tahun mendatang atau bisa juga, ada keperluan keluarga yang mendesak, dimana pendapatan bulanan tidak akan bisa menanggulangi keperluan tersebut.

Nah mungkin masih ada segudang alasan lain untuk kita meminta pensiun dini. Tetapiapapun alasan anda, sebelum surat pengajuan pensiun dini sampai ketangan personalia, ada baiknya diperhatikan hal2 berikut

1.Apakah dana yang ada cukup untuk membiayai hidup kita seterusnya?

Berbagai penelitian mengindikasikan bahwa usia rata-rata penduduk Indonesia bertambah seiringnya kemajuan ekonomi, infrastruktur dan fasilitas kesehatan. Departemen Kesehatan mengatakan pada tahun 2014 umur harapan hidup masyarakat Indonesia rata-rata akan mencapai 72 tahun padahal, pada tahun 2004, umur harapan hidup hanya pada kisaran 66,2 tahun. Artinya,jika kita sekarang berumur 50 tahun dan memutuskan untuk mengambil pensiun dini , minimal dana yang disediakan haruscukup untuk 22 tahun mendatang. Jika sebulan total pengeluaran adalah misal Rp 10 juta, maka dana yang harus dipersiapkan untuk 22 tahun mendatang adalah sebanyak Rp 2.640.000.000 atau Rp 2.6 Milyar. Jika factor inflasi rata2 adalah sebesar 6 % per tahun konstan untuk 22 tahun kedepan, maka dana yang disiapkan akan berlipat dua menjadi > Rp 5.2 Milyar. Belum dihitung dampak dari kenaikan harga bukan karena inflasi seperti kelangkaan barang, kerusuhan dan lain sebagainya.

Bagaimana kita menyiasatinya? Pertama, mungkin dapar dipertimbangkan agar sebagian dari dana pensiun yang didapat dimasukkan ke program anuitas sebagai pengganti pendapatan bulanan. Dengan syarat2 tertentu, ada Asuransi Jiwa BUMN yang memberikan program anuitas sebesar +/- 12 % net pertahunnya untuk seumur hidup. Kedua, sebagian dana dibelikan property, barang berharga, deposito atau surat berharga lainnya seperti ORI, Sukuk, Reksadana Terproteksi atau Pasar Uang. Sebagai contoh, Sukuk 6 yang baru2 ini ditawarkan pemerintah memberikan imbal bersih (net) sebesar 7.4% pertahun. Disamping itu, baru2 ini ada Reksadana Terproteksi dari satu Bank BUMN, dengan syarat2 tertentu, memberi imbal hasil 8.3 % net per tahunnya. Ketiga, membuka usaha kos2an, bekerja paruh waktu, membuka bengkel dan lain sebagainya. Tentu untuk poin 3 ini kita harus berhati2 karena kalau kita baru akan merintis usaha tersebut setelah memasuki pensiun, resiko kegagalan yang dihadapi akan cukup besar. Keempat, jika dana di DPLK yang asalnya belum kena pajak PPH 21 tidak diperlukan segera, biarkan dana tersebut terus berkembang sampai kita putuskan untuk di ambil.Keuntungannya adalahpajak dari total pokok dan hasil investasinya yang hanya di pungut 1 x sebesar 5 %(jka total dana >Rp 50 juta) pada saat  dana tersebut diperlukan. Bandingkan dengan pajak PPH 21 pribadi yang bisa mencapai 25 % kalau kita tidak ikut program DPLK. Tentu dana sebaiknya di pindah investasikan ke instrumen berisiko kecil atau menengah agar tidak menyusut. Kelima, jika belum mempunyai rekening DPLK, masukkan sebagian dana kita kedalamnya dan manfaatkan pajak yang ditunda maupun fleksibilitas jadwal pengambilannya.

2.Strategi melawan Inflasi

Bank Indonesia memperkirakan target inflasi tahun ini di kisaran 4.5% +/- 1 %. Tapi ingat, tahun2013, Bank Indonesia juga mentargetkan kisaran inflasi yang sama dan ternyata inflasi aktualnya (yoy) adalah 8.38%. <http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/bi-dan-inflasi/Contents/Penetapan.aspx>

Tentu kita tidak harus berdiam diri dengan angka tersebut. Ada berbagai cara yang dapat kita lakukan dengan target bahwa yang dibelanjakan hanyalah hasil pengembangan dana pensiun kita dan bukan dana pensiun / simpanan pokok itu sendiri. Yang pertama adalah disiplin anggaran. Buatlah daftar kebutuhan mana yang dianggap mendesak dan penting, mana yang penting tapi tidak mendesak , mana yang mendesak tapi tidak penting dan terakhir mana yang tidak penting dan tidak mendesak. Misal, ketersediaan beras adalah mendesak dan penting, tapi minyak goreng mungkin penting tapi tidak mendesak karena kalau persediaan habis sebelum periode belanja berikutnya, memasak dapat dilakukan dengan cara merebus maupun memanggang. Yang mendesak tetapi tidak penting misal adalah makanan instan dan terakhir yang tidak penting dan tidak mendesak adalah misal minuman bersoda atau es krim karena dampak terhadap kesehatan kita di hari tua. Tentu pemilihan mana yang penting dan mendesak disesuaikan dengan gaya hidup pada saat kita memasuki masa pensiun. Kedua, jika disekitar anda ada swalayan / supermarket , pertimbangkan untuk menjadi anggota. Sering mereka memberi potongan harga, cash back maupun point belanja yang dapat mengalahkan prosentasi inflasi tahunan diatas. Ketiga, rajin2 lah membandingkan harga yang ditawarkan berbagai supermarket atau pasar umum. Kadang2 kita temui harga yang berbeda untuk produk yang sama. Keempat, pergunakanlah kartu kredit atau debet karena disamping ada potong khusus, pihak bank juga memberikan poin yang dapat ditukan dengan voucher belanja. Tentu dengan syarat, sesegera menerima tagihan kartu kredit, secepatnya dilunasi dan jangan dicicil.

3.Mengatur administrasi keuangan.

Pertama, ada baiknya menyatukan semua pengeluaran bulanan dengan memakai kartu debet dalam satu bank. Jika mungkin pilihlah buku tabungan jenis tertentu (bisa ditanyakan ke customer service), sehingga semua pengeluaran kita baik berupa tagihan listrik, telpon, pemakaian kartu kredit akan terekam dengan baik lengkap dengan nama pihak penagih (misal Telkom, PLN, Kartu Kredit dlsb). Kedua, agendakan pembayaran dilakukan misal pada minggu ke dua (tentu sebelum jatuh tempo) misal lewat ATM atau e-banking setelah terlebih dahulu memeriksa saldo dibuku tabungan kita. Gunanya adalah agarpembayaran tagihan tidak ada yang terlewat, maklum dengan usia yang bertambah akan semakin banyak lupa daripada ingatnya serta pengeluaran dapat dimonitor dan dikelola dengan baik untuk bulan berikutnya. Ketiga, lunasi tagihan kartu kredit pada saat menerima tagihan sehingga bulan berikutnya tidak ada beban bunga.Keempat, lunasi semua hutang2 yang berupa pinjaman bank maupun pinjaman dari teman atau saudara. Kelima, usahakan memakai satu bank untuk segala macam transaksi,keperluan harian, deposito serta investasi lain. Ada beberapa bank yang memberikan fasilitas prioritas kalau jumlah yang dikelola bank tersebut mencapai Rp 500 juta. Keuntungan menjadi anggota Prioritas adalah tidak perlu antre di kasir, fasilitas lounge (makan /minum gratis) di bandara maupun mal , potongan harga untuk hotel dan restoran, bunga deposito diatas rata2 serta bantuan fasilitas lain.

4.Menjaga Kesehatan

Dana yang sudah kita persiapkan untuk hidup 22 tahun bisa sirna dalam sekejap kalau kita terdiagnosa penyakit yang sulit disembuhkan. Dana habis tersedot untuk ongkos dokter, beli obat, biaya lab dan rumahsakit, atau berobat ke luar negeri. Untuk itu dengan prinsip mencegah lebih baik dari mengobati, pertama, ada baiknya ikut program olah raga manula. Atau setidaknya berolah raga jalan kaki diseputar rumah anda secara rutin. Kedua, agendakan medical check up 1 tahun sekali dan tes laboratorium 2 x setahun atau lebih sesuai anjuran dokter. Ketiga, jika ada ahli kesehatan manula ditempat anda, rajin2 untuk beranjang sana untuk mendapatkan tip2 hidup sehat. Keempat , ini sangat penting, daftarkan diri anda dan keluarga kedalam program BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) dengan membayar iuran sebesar Rp.59.500,- (lima puluh sembilan ribu lima ratus rupiah) per orang per bulan untuk mendapatkan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas I. Dengan iuran tersebut, perawatan yang diterima mencakup non spesialistik serta rujukan rawat jalan maupun rawat inap. Untuk lengkapnya berikut linknya <http://www.bpjs-kesehatan.go.id/home#>.Kelima , jika ada dana berlebih, dapat juga mengikuti asuransi kesehatan swasta yang bersifat murni maupun asuransi kesehatan + investasi dengan kisaran preminya mulai dari Rp 1 juta- Rp 2 juta per bulannya. Jika anda perokok atau sudah mempunyai penyakit bawaan seperti darah tinggitentunya premi yang dikenakan akan lebih tinggi, atau dapat juga dikecualikan dari program yang ditanggung atau malahan tidak diterima sebagai nasabah oleh perusahaan asuransi bersangkutan. Keenam, daftarkanlah diri anda ke perusahaan farmasi yang mengeluarkan obat2an rutin yang kita butuhkan. Jika kita sudah terdiagnosa mempunyai riwayat darah tinggi, ada farmasi/ perusahaan obat yang bersedia memberikan diskon rutin setiap kita membeli obat diapotik tersebut. Ketujuh, ada baiknya dipertimbangkan memakai obat generic yang banyak tersedia di apotik.

5.Mengkondisikan keluarga.

Apakah anak2 sudah selesai kuliah? Apakah mereka sudah bekerja? Berapa lama lagi mereka menjadi tanggungan kita? Apakah istri / suami masih bekerja? Pertama, usahakan untuk duduk bersama dengan seluruh keluarga untuk menyusun anggaran bulanan yang mungkin hanya akan dapat mencapai 60 % dari anggaran yang tersedia sewaktu masih bekerja. Kedua, menyusun jenis kegiatan yang tidak penting dan tidak mendesak untuk diganti dengan kegiatan yang penting tapi tidak menesak. Keikutsertaan keluarga dalam menyusun pola hidup setelah orang tua masuk masa pensiun akan membantu mendisiplinkan anggaran yang sudah direncanakan.

6.Memperbaiki asset

Mobil yang merongrong, atap rumah yang bocor, alat rumah tangga yang perlu diganti, sebaiknya segera diganti atau diperbaiki. Karena mobil yang merongrong tentu biaya perbaikannya akan semakin besar seiring waktu dan atap yang dibiarkan bocor disamping berbahaya tentu lama kelamaan akan meluas dan dimakan rayap.

7.Rencana kegiata kedepan

Tentukan rencana pendek dan rencana panjang yang akan membutuhkan dana dan susun skala prioritasnya. Mungkin naik haji adalah skala 1, tetapi umroh mungkin skala 2 dan ziarah ke makam leluhur mungkin adalah skala 3. Hitung biayanya , lihat anggaran dan segera laksanakan karena semakin hari, biaya akan semakin mahal disamping kesehatan yang semakin tidak prima. Bagaimana juga dengan urusan keluarga lain misal rencana perkawinan putra – putrinya? Diskusikan dengan keluarga secara terbuka semua rencana jangka pendek maupun jangka panjang dengan batasan anggaran yang tersedia.

8.Bersosialisasi dan berbagi

Setelah 30 tahun berkarya, sudah sepantasnya kita menikmati hidup. Perlunya bersosialisasi agar daya pikir tidak cepat melemah adalah sangat penting. Berbagi ilmu, pengalaman , maupun dana yang bisa disisihkan untuk disumbangkan tidaklah kalah pentingnya.

Nah, sudahkan anda siap untuk pensiun? Ada yang mengatakan sudah sangat siap, ada yang mengatakan belum siap tetapi banyak pula yang menyatakan tidak akan siap selamanya. Untuk itu pertimbangkanlah matang2 sebelum melangkah, tetapi kalau memang ingin sekali pensiun dini, ya sebaiknya berdasarkan pada, pertama, di tempat kerja sudah tidak ada karier dan kedua, sudah tidak ada kolega yang ingin bertanya, berbagi ataupun meminta bantuan untuk mengerjakan suatu pekerjaan.

Catatan : tulisan ini dalah pendapat pribadi penulis. Tidak ada maksud untuk mengajak, meminta atau mempengaruhi pembacanya dengan tulisan ini. Keputusan untuk mengambil pensiun dini serta strategi keuangan yang akan diterapkan sebaiknya berkonsultasi dengan ahlinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline