Belakangan ini, publik kembali disuguhkan oleh hadirnya tanda pagar (tagar) #IndonesiaTerserah. Menariknya, sebagian kalangan seolah menjadikan tagar tersebut sebagai 'vonis' negatif sebelum adanya peradilan. Meskipun belum tentu sepenuhnya tudingan dimaksud benar. Sebab, disisi lain masih ada sekelompok masyarakat yang memaknainya secara positif.
Wajar bila silang argumen berseliweran meramaikan perbedaan pandangan terkait tagar yang tengah viral di jagat dunia maya. Terlebih diera digitalisasi, masyarakat semakin dimudahkan untuk mengemukakan pendapatnya melalui berbagai saluran platform media sosial yang dimiliki. Ibarat dua mata koin, satu sisi beranggapan sinis dan sempit. Pun sebaliknya, disisi lain ada yang lebih memaknainya secara luas dan positif.
Bagi kalangan yang berpikir positif. Besar kemungkinan tagar Indonesia Terserah lebih dimaknai sebagai ajakan dari para tenaga kesehatan dalam upaya memutus rantai penyebaran ancaman virus Covid-19. Dan kalau boleh dibilang, sebagai pejuang kemanusiaan yang secara langsung bersentuhan dalam penanganan pasien corona. Jauh dilubuk hati kecilnya, sudah barang tentu tak menginginkan lagi adanya penambahan kasus positif corona.
Apalagi imbauan yang diserukan Pemerintah terkait Protokol Covid-19, faktanya masih saja enggan diterapkan oleh banyak orang. Bisa jadi hal ini yang mendorong timbulnya tagar Indonesia Terserah sebagai bahan renungan bersama untuk dijadikan sarana motivasi. Sebab, sangat mustahil rasanya bila tagar itu memiliki makna bahwa negara telah menyerah dalam perang melawan pandemi Covid-19.
Sikap ketidakpatuhan masyarakat tidaklah sepatutnya terjadi. Kalau saja semua warga negara memiliki kesadaran serta pemahaman yang baik terkait dahsyatnya potensi ancaman Covid-19. Sebagai bahan pembanding misalnya, negara-negara maju pun sedemikian rumitnya mengatasi persoalan corona virus disease.
Lantas bagaimana dengan Indonesia.?
Bukan bermaksud ingin mengecilkan kesigapan Pemerintah. Ada baiknya memang bangsa ini perlu menjadikan contoh negara lainnya sebagai bahan pembelajaran dalam upaya penanganan bencana nasional non alam yang tak terbayangkan sebelumnya. Itu pun jika ingin. Namun semua tetaplah kembali pada Pemerintah beserta segenap rakyat didalamnya.
Ditengah ketidakpastian kapan akan berakhirnya masa pandemi. Sangatlah wajar bila para tenaga kesehatan mengingatkan semua pihak untuk saling bekerjasama dalam situasi yang tengah dihadapi. Seperti halnya pesan cicero, seorang filsuf Italia yang memiliki nama asli Marcus Tuttilus cicero. Baginya keselamatan rakyat lebih memiliki nilai penting dari sekian banyak aspek kehidupan lainnya. Dalam hal ini tak lain adalah keselamatan nyawa seseorang.
Semoga tagar Indonesia Terserah bukanlah dimaknai sebagai tanda Indonesia Menyerah.(*)