Lihat ke Halaman Asli

Teater Bahan Bakar MInyak (BBM) di NegeriKu

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mentari pagi menampakan sinarnya

Aku dan sepeda motor ku memulai hari seperti biasanya

Tak tampak perbedaan dengan hari-hari sebelumnya

Pemandangan pagi cerah, ditemani hiruk pikuk kendaraan para pekerja berangkat menuju tempat pencarian nafkah.

Sangat indah melihat semangat pagi mereka diantar dengan senyum penuh harap dari para penghuni rumah yang menantikan hasil kerja serta salam tanda selamat sesampai dirumah.

Beriringan dijalanan, berpacu dengan waktu, dan adakalanya saling sapa menyapa diantara mereka. entah hanya sebatas senyum atau pembahasan hangat seputar isu negeri ini. indah bukan main main bukan seperti komentar salah satu juri ajang pencarian bakat negeri ini....

Ah.. aku tersadar dari pemandangan biasa tiap pagi itu..... rupanya ada yang berbeda dari itu semua pemandang yang unik nan lucu tapi mengoyak batin, makan hati berulam jantung ku dibuatnya....

Unik karena semua SPBU atau pangkalan minyak bahan bakar bertuliskan PREMIUM HABIS lewat spanduk-spanduk kecil layak pendemo di bundaran HI ketika menjelang Hari Buruh.

Lucu sebab dipinggir-pinggir jalan berjejer jergen-jergen serta botol-botol berisikan BBM subsidi ramai dijual di kios-kios pedagang kaki lima...

Mengoyak batin ketika kulihat terpampang harga BBM bersubsidi tersebut mencapai Rp.10.000,- untuk setiap liternya, dalam hati"Mana peran Pemerintah??" tanyaku.

Makan hati berulam jantung ku dibuatnya!!! bagaimana tidak, saat pasokan BBM telah masuk ke SPBU bukan antrian kendaraan yang menghiasi tempat itu, malah kumpulan Jergen-jergen!!! beserta tuannya (pengepul)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline