Lihat ke Halaman Asli

Jumping @Rusun Urip Sumoharjo: Setelah 2 Bulan, Welcome Back to the Nightlife! [4-akhir]

Diperbarui: 30 Juli 2023   19:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi

MEMORI : JUNI 2007

- Ini bukan kisah baru. Musibah yang menimpaku ini --yang terjadi 16 tahun silam---pernah kutulis di aplikasi blogspot. Kini kutulis ulang di sini, untuk pengingat bagi siapa pun --terutama keluarga dan teman-teman dekatku---dalam kondisi apa pun jangan lupa tetap bersyukur.-

Awal dan akhir, adalah titik yang sulit. Maka perjalanan terasa jadi panjang untuk menggapai ujung.
Hari-hari setelah kecelakaan, masuk rumah sakit, dan menjalani perawatan, dan dilanjut obat jalan, termasuk beberapa kali kontrol ke dokter Erwin, Alhamdulillah, semua berjalan lancar dan baik. Sebulan patuh tanpa aktivitas bermotor secara langsung.

Bukan berarti sama sekali tidak pergi keluar rumah. Bahkan aku cuma dua minggu menjalani istirahat total, setelah itu sudah tidak tahan untuk tidak menjenguk kantor.

8 Juli 2007........inilah pertama kalinya bisa menikmati 'segar'nya kenikmatan sebuah aktivitas liputan seperti hari-hari sebelumnya. Siang itu, aku hadiri acara ulang tahun pernikahan ayahanda Ita Purnamasari di WTC. Tentu masih dengan tangan 'tergantung'.

Awalnya dibonceng. Beberapa kali kegiatan di rumah kadang kujalani dengan menggunakan moda transportasi komuter, Pagerwojo-Giant. Juga angkutan kota (angkot) bison atau angkot JSP (Joyoboyo Sidoarjo Porong).

Rutinitas baru yang harus kulewati hari ke hari, minggu ke minggu, hingga sebulan. Sekitar dua bulan berlalu dengan rutinitas yang 'tak biasa' ini, aku minta agar bisa membawa mobil atau motor sendiri.

Alasannya jelas agar lebih menghemat. Karena jika naik angkutan umum, setiap hari harus siap ongkos sekitar Rp 10.000. Uang segitu bisa untuk mengisi BBM motor selama dua hari. Belum lagi soal waktu yang terbatas.

Aku tidak bisa pulang larut malam kalau mengandalkan angkot. Dari depan kantor yang waktu itu di Jl Margorejo Indah, angkot yang arah A Yani hanya sampai pukul 21.00 atau 21.30. Beruntung jika bisa bareng Anas --teman kantor yang rumahnya juga di kawasan Sukodono, Sidoarjo---bisa sampai depan pintu masuk perumahan.

 Tetapi nggak enak juga tiap hari, meski dia sering memaksa. Aku tak ingin merepotkan orang. Sudah jadi prinsipku: aku berusaha tidak tergantung pada kebaikan orang lain. Apalagi jika terlalu sering. Karena aku belum tentu bisa berbuat yang sama pada mereka!

Alhamdulillah, masa-masa sulit itu cepat berlalu. Berkat ketaatan pada 'petunjuk' dokter Erwin, semua bisa kulewati dengan mudah. Tanpa terjadi 'petaka' seperti yang sering dia ingatkan dengan mengambil contoh pasien-pasiennya yang 'nakal'.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline