Lihat ke Halaman Asli

A Tribute to The Gazette: Gazerock is Not Dead! (Part 1)

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Di tengah boomingnya Korean Pop (K-pop) di dunia, salah satu grup band dari negeri Sakura "The Gazette" telah membuktikan eksistensinya dalam bermusik. Grup yang digawangi oleh Ruki, Uruha, Kai, Reita dan Aoi akan menginjak usia satu dekade dalam berkarya pada bulan Maret 2012. Banyak yang tidak mengetahui seperti apa band ini, maka saya akan mencoba memberikan gambaran tentang mereka.

Profil Singkat

The Gazette adalah salah satu band Visual Kei yang berhasil bertahan hingga saat ini. Visual Kei ( Vijuaru kei - dalam pelafalan bahasa Jepang )  adalah band yang umumnya menampilkan sisi flamboyan seperti riasan wajah dan kostum yang unik serta  glamor.  Aliran ini diperkenalkan pertama kali oleh grup band X-Japan pada pertengahan tahun 80-an,disusul oleh beberapa band sebut saja Dir en Grey, Luna Sea, atau Malice Mizer. Ketika beberapa band tersebut meyakan diri untuk bubar ternyata Visual kei masih terus berlanjut hingga pada akhirnya di tahun 2002 munculah The Gazette.

Pada awalnya The Gazette didirikan oleh Ruki (vocal), Uruha (Lead Guitar), dan Reita (Bassist), kemudian mereka merekrut Aoi (Guitar), dan Yune (drum).  Dengan komposisi ini di Januari 2002 mereka resmi membentuk The Gazette dengan mengeluarkan sebuah single berjudul "Wakaremichi" yang disusul oleh video klipnya di bulan April tahun itu juga dibawah naungan label indie, Matina. Hebatnya musik mereka langsung diterima dan mencetak hits saat itu untuk ukuran band indie.

Genre

Mengusung band bertitle visual kei yang identik dengan cowok "cantik", tidak lantas membuat aliran musik yang mereka mainkan bernuansa lembut.  Genre musik The Gazette  pada umnya adalah rock. Beberapa lagu seperti "Ogre", "The Social Riot machine" bernuansa heavy metal, tidak hanya itu mereka mencampurkan aliran seperti alternative rock (Carry, Cockroach,dst), Nu rock (Burial Applicant, Filth in beauty,dst), Funk rock (Silly God Disco, Vermin), hingga pop rock. Sesuatu hal yang lumrah bagi musisi di Jepang untuk mencampurkan aliran yang mereka suka selama itu masih berada dalam idealisme band. Hal ini yang membedakan grup band kita dengan mereka, jangankan untuk membuat lagu dengan aliran berbeda, masalah kesempatan tampil di layar televisi kadang diributkan antar sesama anggota.

Selain itu, mereka juga membuat beberapa lagu balada yang easy listening, dengan lirik lagu yang menyentuh hati (tidak terbayang  jika di beberapa lagu sebelumnya penuh dengan teriakan dan jeritan kali ini anda akan dihibur lagu yang slow di telinga), diantaranya ; Cassis, Sumire,Guren (Crimsson Lotus) atau Untitled.

2003 : Drummer dan Mini Album Pertama

Sayangnya ketika nama The Gazette mulai meroket, mereka harus ditinggalkan oleh Yune. Banyak gosip mengapa Yune memutuskan meninggalkan band, ada yang mengatakan bahwa mereka sudah tidak sejalan, ada pula yang mengatakan dia tersangkut masalah drugs (seperti kebanyakan grup rock). Namun, alasan pastinya adalah karena dia seorang pelajar, dan harus meneruskan studynya (hmm...menarik untuk diteladani bagi artis-artis kita nih, pendidikan lebih penting dari pada sbeuah title "terkenal").  Akhirnya mereka merekrut Kai, ex-personel Mareydi†Creia. selain itu Kai pun dinobatkan menjadi leader grup ini, dan itu tidak sia-sia karena dengan sentuhannya drumnya, maka jadilah The Gazette seperti yang kita kenal sekarang. Setelah berhasil menentukan formasi baru, mereka pun pindah ke label indie lain , PS Company. Dan mini album mereka yaitu Cockayne Soup dirilis pada bulan Mei yang berisi empat buah lagu, diantaranya  "32 Koukei no Kenjuu" (32 caliber handgun)

DISORDER

Di tahun 2004, The Gazette juga menggeluarkan mini album MADARA, yang berhasil menembus chart #2 lagu Indie di Jepang Oricon pada saat itu. Ssambutan hangat membuat mereka meluncurkan album pertama mereka yang diberi nama DISORDER. Album ini berisi 12 lagu, yang seluruh liriknya ditulis sendiri oleh Ruki (^^). Beberapa lagu boleh saya katakan sangat,sangat,sangat bersemangat. Dengan beat drum yang menghentak, permainan gitar Uruha dan Aoi yang saling melengkapi sehingga seirama dengan permainan reita yang energic mampu mengimbangi  vokal Ruki yang seksi (belum lagi teriakan yang menghiasi beberapa lagu) terlihat dalam Carry?, The Social Riot Machine, atau SxDxR. Dua lagu yang menarik menurut saya di album ini adalah Shichi Gatsu Youka (July, 8Th), dan Saraba (Farewell), walaupun masih diiringi dengan irama yang menghentak , tapi lirik lagunya sangat menyentuh. Mengingatkan saya pada lagu mereka di mini album Madara yang berjudul Sumire (lagu ini wajib anda dengar)

Nameless Liberty Six Guns

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline