Sendangsari, Kabupaten Purworejo -- Mahasiswa GIAT 5 UNNES melaksanakan program kerja sanitasi yaitu sosialisasi tentang sampah organik, anorganik, dan B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya). Sebelumnya, UNNES GIAT merupakan salah satu Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) UNNES. Kegiatan ini berdiri di bawah naungan pengelolaan Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata LPPM UNNES dengan tagline "bersama UNNES GIAT, membangun Indonesia dari Desa."
Kegiatan ini dilaksanakan bersama siswa kelas 4, 5, dan 6 SD Negeri Sendangsari pada hari Rabu (2/8/2023) dan Kamis (3/8/2023). Siswa diberi edukasi tentang bagaimana memilah dan mengolah sampah yang ada di lingkungan sekitar.
Kegiatan yang dilakukan di hari pertama adalah jalan sehat sembari memunguti sampah-sampah yang berserakan di tepi jalan. Jalan sehat ini dimulai sekitar pukul 09.00 WIB dengan pemberangkatan awal dari halaman sekolah. Adapun rute jalan yang ditempuh dimulai dari lingkungan sekolah hingga berkeliling dusun yang ada di Desa Sendangsari. Tidak hanya sekedar memunguti sampah, siswa juga diajarkan untuk memilah jenis sampah organik, anorganik, dan B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) dengan memisahkannya di kantong sampah yang berbeda.
Setengah perjalanan jalan sehat, siswa diajak singgah di salah satu halaman rumah warga untuk beristirahat. Disini, mahasiswa GIAT 5 UNNES mengajak siswa untuk memeriksa bersama hasil sampah yang telah dipungut dan kembali memberi edukasi tentang jenis sampah organik, anorganik, dan B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya). Selain itu, siswa juga diberikan berbagai macam permainan untuk menambah keseruan dalam kegiatan jalan sehat ini. Pukul 11.00 WIB, mahasiswa dan siswa kembali melanjutkan perjalanan menuju sekolah.
Hari kedua, mahasiswa GIAT 5 UNNES melanjutkan program kerja sanitasi dengan berfokus memberikan edukasi cara pengolahan sampah. Kegiatan yang dilakukan adalah mendaur ulang sampah dengan membuat kerajinan tangan dari jenis sampah organik dan anorganik.
Masing-masing ketiga kelas membuat jenis kerajinan tangan yang berbeda. Kelas 4 membuat hiasan dinding dari sendok plastik bekas, kelas 5 membuat hiasan jendela dari plastik bekas, dan kelas 6 membuat hiasan dinding dari daun pisang kering. Selain mengedukasi siswa dalam mendaur ulang sampah, kegiatan ini tentunya dapat meningkatkan kretivitas siswa dalam berkarya. Setelah selesai membuat kerajinan tangan, mahasiswa GIAT 5 UNNES mengajak ketiga kelas ini untuk bersua foto bersama di halaman sekolah.
Lingkungan yang tidak sehat secara tidak langsung menjadi faktor penyebab terjadinya stunting. Kesehatan lingkungan seperti sumber air minum, sanitasi, dan pengelolaan sampah memiliki peran penting untuk mengatasi permsalahan stunting.
Dengan adanya program sanitasi tentang pengelolaan sampah ini, harapannya dapat memberikan edukasi untuk siswa tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Tidak hanya memunguti sampah begitu saja, siswa juga belajar membedakan jenis sampah organik, anorganik, dan B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya). Selain itu, mereka juga belajar bagaimana cara mendaur ulang sampah untuk dijadikan sesuatu hal yang bermanfaat dengan dibuat kerjajinan tangan. Hal tersebut tentunya juga dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berkarya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H