Lihat ke Halaman Asli

Prama Ramadani Putranto

TERVERIFIKASI

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Upaya Parjo Menjaga Kantong agar Tidak Jebol

Diperbarui: 19 Maret 2024   16:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Upaya Parjo Menjaga Kantong agar Tidak Jebol - Sumber : kompas.com

"Alhamdulillah, sudah dapat kerjaan lagi. Lumayan jaga parkir di toko Lek Narji, cukup buat hidup." Ujar Parjo lirih sembari mengibaskan beberapa lembar uang hasil kerja jaga parkir seharian.

Ramadhan kali ini begitu luar biasa bagi Parjo. Ia menjadikan momen ini untuk sebuah titik balik bagi hidupnya. Kemuliaan dan keberkahan yang ada di bulan ini tak ingin ia lepaskan dan sia-siakan begitu saja. Parjo begitu bersemangat untuk memperbaiki diri, meski terkadang ia merasa malu atas dosa-dosa yang pernah ia perbuat di masa lampau. Pada Bulan Ramadhan ini, Parjo tidak hanya berfokus pada ibadah yang bersifat vertikal namun juga ibadah yang sifatnya horizontal. Hablum minallah dan Hablum minannas menjadi titik fokus yang dirasa Parjo perlu dikedepankan.

Godaan Pemborosan Begitu Nyata

"Duh kok cepet banget habis nih duit?" Ujar Parjo kesal setelah ia membelanjakan uangnya untuk membeli takjil.

"Duit ternyata kayak belut ya! Dapetinya susah, ngelepasnya cepet! Licin!" Parjo semakin kesal.

Peristiwa itu membuat Parjo merenung. Penglihatnnya tergoda dengan kelezatan makanan dan minuman yang diperjualbelikan di lapak pasar takjil di setiap sore. Bandeng presto, es degan, oseng mercon, dan telur balado selalu saja berhasil masuk ke dalam angan-angan  Parjo ketika bekerja. Saat terik panas, imajinasi segarnya es dagan muncul menggoda. Hal ini seakan-akan mengundang Parjo untuk segera membelinya di pasar takjil dan balas dendam setelah lapar dan haus seharian. 

Membiarkan hawa nafsu menguasai diri hanya bikin rugi diri sendiri. Parjo sadar betul akan hal ini. Terbukti, akibat lalai mengontrol hawa nafsu dan membiarkannya bergerak liar membuat Parjo tak memperhitungkan bagaimana kondisi finansialnya. Ia merasa tidak menghargai ata kerja keras yang telah ia lakukan selama ini di setiap harinya. Pemborosan sebagai wujud nyata tidak menghargai proses bagaimana Parjo bekerja menjemput rezeki. 

"Ya Allah nggak lagi-lagi deh kayak gini." Keluh Parjo atas kelalaiannya.

"Isi perut seberapa sih, kok ya pengen buka puasa yang macem-macem." Parjo terdiam.

Kecerobohan Parjo yang mengedepankan hawa nafsu membuat kantongnya jebol. Ia mengeluh atas apa yang sedang ia alami saat ini. Isi dompetnya semakin menipis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline