Lihat ke Halaman Asli

Prama Ramadani Putranto

TERVERIFIKASI

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Ditanya Kapan Nikah? Bentuk Kepedulian atau Bahan Julid Saja?

Diperbarui: 12 Februari 2024   10:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ditanya Kapan Nikah? Peduli ataukah Jadi Bahan Julid Saja? - Sumber: lifestyle.kompas.com

"Ketika berada di tengah-tengah masyarakat, perlu rasanya menyiapkan diri untuk pertanyaan-pertanyaan yang tidak terduga, seperti halnya soal nikah."

Menjadi bagian dalam sebuah masyarakat tentunya akan ada sebuah interaksi di dalamnya. Komunikasi terjalin dan seringkali memunculkan pertanyaan-pertanyaan dari segala sisi. Berada di tengah-tengah masyarakat dengan sosiokultural yang beragam bersiaplah untuk menghadapi berbagai macam pertanyaan yang terkadang masuk ke ranah privasi, contoh soal adalah terkait dengan pernikahan. 

Ketika berada di transportasi umum, ketika berjumpa dengan orang baru, saat ada perkumpulan warga, atau mungkin saat momen-momen berkumpul dengan keluarga besar, pertanyaan kapan nikah berpotensi muncul dalam sebuah obrolan hangat. Sebuah fenomena yang sering ditemukan di masyarakat. Pertanyaannya, apakah kalimat tanya yang muncul terkait pernihakan itu bentuk kepedulian atau sekedar menjadi bahan julid saja?

Ketika laki-laki dewasa sudah menginjak usia yang dianggap sudah matang dan memiliki pekerjaan yang dianggap mapan, lalu ketika seorang wanita sudah menginjak pada usia yang dianggap sudah waktunya menikah, terkadang menggelitik sebagian orang untuk bertanya dan bahkan mengorek ranah privasi sesorang, dengan pertanyaan, "Sudah nikah belum?", atau bahkan, "Sudah punya anak berapa?". 

Setiap Memiliki Perjalanan Hidup Masing-masing

"Perlu hati-hati dalam berkomunikasi, masuk ke ranah privasi, akan berpotensi menyakiti hati."

Alasan mengapa seseorang tak kunjung menikah tentunya beragam. Perjalanan hidup setiap orang tentunya berbeda-beda dan tidak dapat dikomparasikan satu dengan lainnya. 

Perihal menikah, ini soal jodoh dan terkait dengan ketetapan Tuhan. Mungkin saja, ketika orang lain mengganggap pekerjaan dan usia sudah mapan dan matang, namun di sisi lain ia harus menanggung tanggung jawab lainnya yang begitu berat dan tidak diketahui orang lain dan tidak terlihat di permukaan, hanya saja tidak ada keluh kesah dari orang tersebut. 

Ketika pertanyaan privasi yang sensitif itu muncul, perlu juga untuk menanyakan pada diri, pas atau tidak jika dilontarkan, menyinggung perasaan ataukah tidak. Sepertinya hal ini akan lebih bijak.

Ketika pertanyaan yang muncul sebagai bentuk kepedulian dan turut memberikan bantuan, tentunya saat tidak di depan khalayak umum jelas akan sangat bermanfaat, namun ketika pertanyaan yang dilontarkan hanya sekedar ingin tahu saja, basa-basi, atau bahkan parahnya lagi dijadikan bahan julid, sungguh hal ini perbuatan keji.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline