Lihat ke Halaman Asli

Prama Ramadani Putranto

TERVERIFIKASI

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Optimalisasi Aset Sekolah untuk Pembelajaran PJOK yang Menyenangkan

Diperbarui: 6 Desember 2023   02:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siswa sebuah sekolah dasar di Tangerang Selatan, Banten, mengikuti mata pelajaran PJOK di lapangan sekolah, Kamis (24/1/2019). (KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN)

"Berkeluh kesah terus-menerus hanya akan memperburuk keadaan, mencoba melihat dari berbagai perspektif positif merupakan langkah tepat untuk memperbaiki keadaan."

Ketika pembelajaran mata pelajaran (mapel) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK), sering kali menemukan beragam permasalahan yang berpengaruh pada optimal atau tidaknya pembelajaran itu berjalan. 

Keterbatasan sarana dan prasarana penunjang menjadi momok utama dalam mapel PJOK. Lapangan olahraga yang tidak standar, kualitas bola yang buruk, atau bahkan mungkin tidak memiliki sama sekali sarana prasarana penunjang pembelajaran PJOK. 

Berkeluh kesah? Bukanlah opsi yang tepat, mengingat pembelajaran harus tetap berjalan dan murid-murid selalu menantikan mapel ini. Ketika bel pergantian jam pelajaran berbunyi, mereka akan begitu antusias menyambut mapel PJOK. 

Lalu, apakah energi positif ini akan disia-siakan begitu saja? 

Mencoba melihat dari berbagai macam perspektif positif menjadi pilihan tepat untuk tetap dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi murid-murid tercinta di sekolah. Mencoba berpikir berbasis aset adalah salah satu upaya yang tepat. Bagaimana? Berikut ulasannya.

Ada tujuh poin bagaimana berpikir berbasis pada aset, poin-poin tersebut adalah modal manusia, modal fisik, modal finansial, modal lingkungan, modal agama budaya, modal sosial, dan modal politik. 

Tidak ada lapangan sepak bola standar, sepak bola di pasir pantai masih dapat dilakukan bagi sekolah yang berada di pesisir - Sumber: travel.kompas.com

Ketika pada poin tertentu terdapat permasalahan atau keterbatasan, pantang rasanya hanya diam dan mengeluh saja, sebaliknya perlu memantik daya kreativitas untuk dapat melihat sisi-sisi positif yang dimiliki sekolah dari modal-modal lainya yang berpotensi. 

Berpikir berbasis aset ini juga dapat diterapkan dalam pembelajaran PJOK. Keterbatasan bukanlah sebuah penghalang, namun akan menjadi pemantik daya kreativitas bagi guru PJOK itu sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline