"Bukan perkara mudah rasanya tatkala mengemban jabatan sebagai ketua Rukun Tetangga (RT) di lingkungan masyarakat. Ragam teori kepemimpinan benar-benar teruji di sini."
"Repot" sebuah kata yang dapat menggambarkan bagaimana padatnya kegiatan di masyarakat.
Selain repot, sudah pasti kinerja sebagai pemimpin di lingkup RT selalu menjadi sorotan. Sedikit kesalahan yang dibuat sangat berpotensi menjadi bahan omongan yang mungkin saja mampu menyakiti hati.
Namun jika mampu menorehkan prestasi dengan gebrakan-gebrakan baru inovatif dan kreatif, rasanya hanya segelintir orang yang mengapresiasi.
Perspektif ini sangat subjektif, namun setidaknya melalui forum ini menjadi wadah untuk berbagi tentang begitu beratnya mengemban amanah menjadi ketua RT, dari sudut pandang penulis.
Jika menjadi bupati hingga gubernur banyak orang berlomba-lomba dalam kampanye agar terpilih, maka jabatan ketua RT sebaliknya. Saling tunjuk dan menghindar akrab ditemui di masyarakat.
Jika lingkungan masyarakatnya kompak dan selalu positif, maka beban kerja ketua RT akan terasa ringan dan mengasyikkan. Terobosan-terobosan baru yang penuh inovasi jelas akan disambut dengan positif dan penuh suka cita.
Namun sebaliknya jika ketua RT harus menghadapi masyarakat yang kurang kooperatif dan tingkat individualistik tinggi, tugas berat ketua RT begitu nyata di depan mata. Oleh sebab itu, menjadi ketua RT benar-benar menguji jiwa kepemimpinan seseorang.
Menyelesaikan Ragam Masalah di Masyarakat
"Mengkoordinir masyarakat, menyelesaikan friksi-friksi yang sering terjadi di masayarakat, dan menjalakan tugas pelayanan di masyarakat butuh jiwa-jiwa kepemimpinan tingkat tinggi, menjadi ketua RT jiwa kepemimpinan sungguh benar-benar diuji."