Hingga hari ini, Sabtu, 31 Juli 2021, Indonesia masih berada pada peringkat ke-47 dalam daftar perolehan medali sementara Olimpiade Tokyo 2020. Dilansir dari situs resmi Olimpiade Tokyo 2020, Indonesia sementara ini berhasil meraih tiga medali. Tiga medali itu berasal dari cabang olahraga angkat besi. Adalah Eko Yuli Irawan meraih perak, dan dua perunggu lainnya diraih oleh Rahmat Erwin Abdullah dan Windy Cantika Aisah.
Menjadi sorotan tersendiri tatkala Eko Yuli Irawan yang berhasil meraih medali perak dan menciptakan sebuah rekor atlet Indonesia terbanyak meraih medali dalam gelaran Olimpiade, melakukan permintaan maaf atas kegagalannya meraih medali emas.
Sebuah hal yang patut diteladani dari sosok Eko Yuli Irawan tentang ketulusan hati dalam berjuang mengharumkan nama bangsanya. Hal ini sungguh menginspirasi kita semua, sosok Eko Yuli Irawan merepresEntasikan olahragawan-olahragawan yang bekerja keras, bermandikan peluh bahkan darah, dan mengorbankan seluruh jiwa raganya demi tanah air tercinta, demi Indonesia Raya berkumandang dengan gagahnya.
"Tegakkan Kepalamu, Patriot Olahraga!"
Baca Juga : Lima Besar Negara Asia Tenggara dengan Jumlah Peserta Terbanyak di Olimpiade Tokyo 2020
Wujud Ketulusan dan Keikhlasan Hati yang Nyata
Menembus level atlet elit internasional bukanlah perkara mudah. Perlu dedikasi dan konsistensi tingkat tinggi untuk meraih itu semua. Olimpiade adalah mimpi bagi seluruh olahragawan atau atlet dari seluruh penjuru dunia. Sebuah anugerah indah mendapatkan kesempatan bertanding pada ajang paling bergengsi sejagad raya itu yang juga memiliki nilai historis yang tinggi.
Apalagi mampu menorehkan prestasi dengan raihan medali baik perunggu, perak, atau emas, sudah hal pasti menjadi alasan kebahagiaan sejati bagi atlet itu sendiri. Mungkin yang muncul di permukaan adalah tentang capaian manis yang diraih oleh atlet, namun kita semua tidak tahu apa yang terjadi sesungguhnya, yang mewarnai keseharian dalam berjuang untuk mencapai titik puncak yang terlihat manis di permukaan.
Mereka mulai berlatih sedari kecil, saat dimana anak-anak seusianya menghabiskan waktu untuk bermain namun mereka harus berlatih dengan sangat keras, ditempa membentuk mental juara sejak usia dini. Ketika anak seusianya bersekolah dengan nyaman, namun mereka harus membagi waktu antara berlatih dan belajar di bangku sekolah.
Mereka belajar dalam kondisi capai bahkan terkantuk-kantuk setelah sedari subuh bergerak berlatih demi podium tertinggi. Tatkala yang lain bermanja-manja dengan orang tua di rumah, mereka harus jauh dari keluarga dan harus berlatih di pusat pelatihan daerah atau nasional. Semua mereka lakukan demi nama bangsa, demi Indonesia.