"Hore! Lebaran sebentar lagi bakal dapat banyak salam tempel nih!"
Kegembiraan akan hadirnya Hari Raya jelas nyata terasa. Nostalgia masa kecil yang sungguh sangat berkesan sehingga lekat dalam memori. Tak akan luntur dan tak akan pernah hilang ! Ya, namun sekarang hanya tinggal kenangan yang terkadang jika mengingatnya bisa membuat tertawa sendiri. Salam tempel mungkin sudah menjadi sebuah tradisi di negeri ini ketika Hari Raya Idul Fitri.
Selepas sholat ied berjamaah, lalu sungkeman, kemudian tradisi ini dimulai. Paklik, Bulik, Pakdhe, dan Budhe selalu diharapakan salam tempelnya ketika masa kecil. Ketika mendapatkan salam tempel dari beliau-beliau rasanya senang bukan kepalang.
Saking banyaknya mendapat salam tempel, Hari Raya Idul Fitri hanya disibukkan dengan menghitung pendapatan. Lalu saling membanding-bandingkan pendapatan dengan saudara sepupu lainnya. Yang paling banyak biasanya mentraktir makan bakso di depan gang rumah kakek dan nenek. Begitulah memori masa kecil ketika mendapatkan salam tempel di Hari Raya Idul Fitri. Bagaimana dengan sekarang?
Silaturahim Virtual
Larangan mudik resmi dari pemerintah sudah diberlakukan demi menjaga kesehatan dan keselamatan jiwa bersama. Oleh sebab itu tak mungkin rasanya dapat berkumpul dengan keluarga besar. Tak bisa lagi jumpa dengan Paklik, Bulik, Pakdhe, Budhe, Kakek, dan Nenek, serta saudara sepupu lainnya. Alternatifnya adalah dengan silaturahim secara virtual. Bisa dengan video call whatsapp, zoom meeting, atau google meet. Tergantung selera dan kesepakatan keluarga besar bersama. Meski virtual, esensi dari silaturahim tetap akan terjaga. Situasi dan kondisi yang membuat semua dapat mengerti sehingga adaptif dengan keaadaan.
Kalau Virtual, Masih Bisa Dapat Salam Tempel Nggak Ya?
Zamannya sudah berbeda, jika ketika masa kecil dulu sudah pasti ketika lebaran akan dapat mengumpulkan pundi-pundi uang karena mendapat banyak salam tempel. Namun sekarang sudah berubah. Selain sudah bertambah tua dan sudah menjadi Paklik dan Pakdhe. Jadi sudah saatnya menyiapkan salam tempel untuk keponakan-keponakan ketika lebaran tiba.
Namun sayangnya, lebaran kali ini tidak dapat berjumpa secara langsung. Ya sudah, salam tempelnya diganti saja dengan transfer ke rekening bank atau ke akun uang elektronik. Begitulah perubahan yang terjadi secara nyata di masa kini. Jadi, untuk keponakan-keponakan tak perlu khawatir, meski lebaran virtual tetap dapat "Salam Klik" dari Paklik, Bulik, Pakdhe, dan Budhe. Tenang saja !
Memori lebaran ketika mendapatkan salam tempel entah dari Paklik, Bulik, Pakdhe, Budhe, Kakek, dan Nenek berhasil melekat dalam ingatan. Sehingga tak akan dapat dilupakan sampai kapanpun. Memori itu selalu saja berhasil membuat terkekeh sendiri jika tiba-tiba berseliweran dalam ingatan. Namun sekarang sudah bertambah tua dan sudah mendapat sebutan Paklik atau Pakdhe sehingga kebalikannya.