Banyak kejutan dan banyak drama yang terjadi dalam gelaran Liga Champions 2020. Dari fase grup hingga partai puncak selalu ada saja hal-hal yang menarik yang sangat disayangkan jikalau tidak diulik.
Liga Champions 2020 ini sungguh beda dari biasanya. Mulai dari sistem pertandingan hingga tim-tim underdog yang mampu memutus dominasi tim-tim besar yang sarat akan sejarah raihan gelar juara di Liga Champions.
Lihat saja bagaimana tim-tim bertabur bintang harus tersingkir secara mengejutkan. Raksasa Spanyol Barcelona dan Real Madrid pun tak mampu mencapai partai puncak.
Lebih mirisnya lagi Barcelona yang dibantai dengan skor telak oleh Bayern Muenchen dengan skor 8-2 di babak delapan besar. Lebih malunya lagi salah satu gol Barcelona adalah gol pemberian dari David Alaba yang salah dalam mengantisipasi bola.
Real Madrid pun juga demikian, kesalahan fatal Raphael Varane membuat Real Madrid gigit jari di ajang ini. Sang juara Liga Italia Juventus pun juga harus mengakui keunggulan tim asal Perancis, Lyon.
Segala sesuatunya dapat terjadi dalam sepak bola, bola itu bundar, dan dimainkan di atas lapangan. Meski di atas kertas suatu tim diprediksi akan memenangkan pertandingan karena mungkin memiliki banyak pemain bintang, ingatlah bahwasannya pertandingan itu di atas lapangan, bukan di atas kertas.
Sebenarnya dalam gelaran liga champions kali ini sungguh sangat menantikan beberapa tim underdog mampu menembus partai final. Namun sayang hal tersebut tidak terjadi. Contoh saja keberuntungan belum berpihak kepada Atalanta yang sangat mengenaskan harus kebobolan di menit-menit akhir sehingga harus bertekuk lutut dan menerima kekalahan pahit dari PSG.
PSG dan Bayern Muenchen pantas mencapai partai puncak. Melihat konsistensi permainan sejak fase grup hingga babak final yang selalu menunjukan permainan terbaik, tak salah memang kedua tim tersebut laik memperebutkan gelar juara Liga Champions 2020 di final.
Dilihat dari sejarah memang final kali ini adalah yang pertama bagi PSG. Sedangkan Bayern Muenchen tergolong memiliki sejarah apik di Liga Champions dengan gelar terakhir yang diraihnya pada tahun 2013.
Prediksi pertandingan akan berjalan dengan alot dan tensi tinggi terbukti. PSG dengan Neymar dan Di Maria berulang kali memborbardir pertahanan Bayern Muenchen.
Dari segala sisi menyerang dan mencoba mencari celah untuk dapat menceploskan bola ke gawang Manuel Neuer. Namun ketenangan dan pengalaman yang dimiliki Manuel Neuer mampu membuat frustasi para pemain PSG.