Di penghujung Bulan Ramadhan sebagian besar masyarakat disibukkan dengan mempersiapkan mudik untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri di kampung halaman. Mulai dari pesan tiket moda transportasi pilihan, menyiapkan oleh-oleh dan "THR" untuk sanak famili. Stasiun, terminal, dan bandara mengalami peningkatan aktivitas yang tinggi.
Mendekati hari raya sudah pasti tiket ludes dan masyarakat yang tidak kebagian biasanya memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk mudik. Liputan di televisi penuh dengan informasi tentang arus mudik. Namun, itu dulu sebelum covid19 menyerang.
Kondisi saat ini mengharuskan untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri #dirumahaja. Terlalu beresiko apabila seluruh akses dibuka bagi masyarakat untuk dapat mudik. Social Distancing pasti tidak akan berjalan dengan baik. Masyarakat berkerumun di tempat umum, berdesakan saat memasuki kereta api, pesawat atau kapal, sudah pasti peluang terpapar covid19 semakin tinggi.
Program PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) pun tidak berjalan dengan baik. Niat untuk memutus mata rantai covid19 tidak akan berhasil justru persebaran akan semakin meningkat apabila hal tersebut terjadi.
Tak dapat dipungkiri rasa rindu yang terakumulasi membuat dada semakin terasa sesak bagi perantau yang merindukan kampung halaman. Setahun atau bahkan lebih bekerja di tanah rantau, menabung sekian lamanya untuk dapat menikmati hasil jerih payah bersama keluarga di rumah terpaksa dipendam.
Sebuah pilihan yang tidak mudah, di satu sisi rindu ini tak tertahan namun di sisi lain harus saling menjaga keselamatan satu sama lain agar tidak terpapar virus berbahaya ini.
Di tengah ketidakpastian, di tengah kegalauan, dan rasa rindu mendalam perlu kesadaran untuk tetap berpikir positif mensikapi situasi dan kondisi saat ini. Lebaran akan tetap asyik apabila disikapi dengan lapang dada dan sabar atas ujian yang dihadapi demi kebaikan bersama.
Silaturahim akan tetap berjalan dengan alternatif pilihan yang ada. Salah satunya ada lah penggunaan media sosial seperti video call whatsapp, google meet, webex, skype atau lainnya.
Melalui media-media tersebut silaturahim tanpa harus bertemu secara langsung masih dapat dilakukan. Tidak mengurangi makna dari silaturahim itu sendiri meskipun rasanya tetap ada yang beda. Saling bertatap muka secara daring, saling mendoakan dan saling menguatkan satu sama lain.
Merayakan lebaran #dirumahaja bisa diisi dengan masak masakan khas lebaran seperti ketupat, rendang, opor ayam, dan sambal goreng. Kalaupun terlalu ribet, ya pesan online saja. Pasti ada ! Sedikit terobati dengan menikmati masakan khas lebaran meski harus #dirumahaja.