Lihat ke Halaman Asli

Tangan Magis Pep: 13 Piala Dalam 4 Musim

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1335579416679719671

Akhirnya Pep Guardiola memutuskan mundur dari kursi pelatih Barcelona setelah 4 musim bersama Barcelona. Ditangannya Barca menjelma menjadi tim yang paling ditakuti di Eropa bahkan dunia.  3 kali juara liga, 2 kali juara Champion Eropa, 3 kali juara super Spanyol, 2 kali super Eropa, 2 kali juara dunia antar klub dan 1kali juara Copa del Rey adalah sebuah prestasi yang sungguh fantastik untuk seorang Pep. Pasalnya umurnya terhitung masih muda ketika manajemen menunjuk nya menjadi Manager Barcelona. Awal kedatanganya dia dicibir,banyak orang meragukan kapasitasnya.Maklum dia hanya punya pengalaman menjadi pelatih Barcelona B.  Apalagi dia ditunjuk dibawah bayang-bayang Frank Rijkaard  yang pada waktu itu sukses mengantarkan Barca juara Eropa dan Liga. Namun Pep menjawab keraguan itu dengan 13 piala.Prestasi ter baiknya adalah ketika Barca menyapu bersih seluruh gelar dari Laliga,Copa de Ray,Liga Champoin,Super Spanyol,Super Eropa, dan Piala Dunia Antar Klub di musim 2008/2009 hebatnya itu dilakukannya di musim pertamanya. Ditangan Pep Baca terkenal dengan permainan tiki-taka ala totalfootbal. Pep mengembangkan ilmu total football yang dia dapat dari gurunya Johan Cruyff saat menjadi pemain di Barca. Konsep permainan Barca yang telah dirancang oleh Cruyff dia kembangkan dengan konsep tiki-taka ala Itali,mengandalkan umpan-umpan pendek yang cepat. Dibanding seterusnya Madrid, Barca ditangan Pep cenderung irit dalam pembelian pemain.Pep lebih suka mengorbitkan pemain dari akademi Barcelona. Tenggoklah Messi, Tiago, Pedro, Xavi, Iniesta, Pique, Ces, Busquets adalah jebolan dari akademi Barcelona. Pep membeli pemain sesuai kebutuhan tim. Terlepas dari semua kontroversi tentang Barcelona, tampaknya klub  sepak bola Eropa bahkan dunia harusnya mencontoh Barca dengan Pep sebagai nahkodanya.Yaitu mengembangkan bakat-bakat muda yang merka miliki.Berorientasi pada proses bukan hasil yang instan. Lesusnya Puyol dan Xavi yang duduk di kursi konfrensi press menunjukan bahwa mereka sangat menghormati dan mencintai Pep. Andai Pep mau bertahan tidaklah mungkin dia akan menjadi seperti Alex Ferguson di Mu. Pep adalah Barca dan Barca adalah Pep. Adios Pep! [caption id="attachment_177623" align="alignnone" width="826" caption="sumber: www.goal.com"][/caption]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline